KHAUF dan roja. Takut dan berharap kepada Allah.
Khauf (takut kepada Allah) dan roja (berharap kepada Allah) jika digabungkan artinya harap-harap cemas. Berharap hanya kepada Allah dan takut hanya kepada Allah.
Keduanya termasuk dalam 3 Rukun Ibadah hati. Yakni
roja : berharap
Berharap pahala, surga dan ridho Allah
Khauf: takut
Takut ibadah tidak diterima, takut azabNya atau Allah tidak ridho
Mahabbah: cinta
Menghadirkan cinta kepada Allah.
Semua adalah amalan hati yg termasuk dalam kajian cabang iman.
Rukun ibadah fisik —> hal yg harus dilakukan oleh fisik ketika beribadah
Rukun hati—> hal yang harus dimunculkan/ dihadirkan dalam hatii.
Khauf dan roja harus selalu berbarengan. – – – Jika hanya memunculkan khauf: maka seseorang akan mudah berputus asa dari Rahmat Allah. (QS. Yunus:87).
Contoh: ungkapan putus asa: “Untuk apa beramal lagi saya kan pendosa besar”, ” ah sudahlah tak perlu bertaubat, nanti akan melakukan dosa lagi”
– Jika hanya memunculkan roja: maka selalu merasa aman dari makar Allah (kepedean).
Contoh: menganggap Allah selalu sayang tapi terus bermaksiat tanpa ikhtiar memperbaiki diri (salah paham dengan kasih sayang Allah). menganggap Allah maha tahu
BACA JUGA: Apa Itu Khauf? (1)
Putus asa dan merasa aman dari peringatan Allah adalah dosa besar.
Parameter sejauh mana rojadan khauf kepada Allah: Perhatikanlah apakah kita hanya menjadikan Allah satu-satunya tempat berharap dan satu-satunya yang ditakuti.
Khauf memotivasi seseorang untuk takut kepada Allah dan roja memotivasi seseorang hanya berharap kepada Allah.
Perkara penting dalam beribadah adalah dengan memperhatikan rukun-rukunnya. Tidak sebatas rukun fisik melainkan ada rukun ibadah hati. Seperti sholat misalnya, rukun fisik yang diketahui ada 13 atau 18, yakni dimulai dari niat hingga salam. Namun pernahkah kita memperhatikan rukun ibadah hati yang menjadi ruh sholat itu sendiri.
Ibadah dilakukan bukan semata untuk rutinitas melainkan menjadi sebuah kebutuhan. Begitupun amalan lainnya seperti haji, zakat, puasa dan sebagainya juga demikian adanya .
Ibadah hati akan menentukan iman seseorang. Karena jika ibadah sekedar fisik belum tentu sampai menjadikan seseorang beriman. Islam saja ternyata tidak cukup menjadikan orang sholih. Melainkan sampai juga pada derajat iman. Bukankah rukun Islam hanya sebatas amalan fisik, sementara rukun iman adalah ibadah hati. Termasuk juga cabang iman itu sendiri. Taubat, ikhlas, sabar, tawakal dan yang lainnya termasuk pada pembahasan iman.
Ulama mengelompokkan rukun ibadah hati mempunyai 3 pilar yakni
roja (berharap kepada Allah), khauf (takut kepada Allah) dan mahabbah (cinta kepada Allah).
Seseorang beribadah dengan roja akan menumbuhkan harapan kepada Allah, berharap ibadahnya diterima, berharap surga, rahmat atau ridho Allah.
Begitupun saat khauf dihadirkan dalam hati, tentu akan muncul rasa takut jika ibadahnya tidak diterima, takut dengan azab Allah dan semua ketakutan yang dimuarakan kepada Allah.
Adapun mahabbah, adalah rukun tertinggi yang Allah anugerahkan kepada orang yang dikehendakiNya. Membuat ibadah yang dilakukan terasa nikmat, dia merasakan halawatul iman atau manisnya iman. Bahkan ketika diuji dengan hal yang tak disukaipun terasa nikmat.
roja, khauf dan mahabbah ini ibarat seorang pedagang, budak dan kekasih. Seorang pedagang berbuat karena mengharapkan keuntungan. Sementara seorang budak berbuat karena ada rasa takut kepada majikannya. Adapun seorang kekasih berbuat karena cinta dan sayangnya kepada kekasihnya.
Namun suatu keniscayaan bahwa ketiga rukun ibadah ini tidak bisa dipisahkan. Sebagaimana ulama mengatakan bahwa rojadan khauf itu seperti kedua sayap burung sedangkan mahabbah adalah kepalanya. Seorang wajib menghadirkan rasa harap, takut dan cinta kepada Allah supaya ibadahnya akan menjadi bernilai di sisi Allah.
Untuk memunculkan rasa khauf:
– Mengetahui keburukan suatu perbuatan
– Meyakini bahwa perbuatan buruk memiliki konsekuensi ancaman perbuatan, balasan atau hukuman.
(Seseorang yang tahu bahwa sebuah perbuatan adalah dosa tapi melakukan disebut syahwat. Obatnya adalah beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah. Namun orang yang tidak tahu status perbuatan tapi tetap melakukan disebut syubhat. Obatnya adalah mencari tahu ilmunya)
Untuk memunculkan roja:
– Mengetahui besar dan luasnya pahala, ampunan dan rahmat Allah.
– Meyakini bahwa Allah penerima taubat meski melakukan dosa sebanyak buih di lautan.
– Mengetahui keutamaan suatu perbuatan
BACA JUGA: Ketakutan Umar bin Abdul Azis pada Allah SWT
– Mengejar ketertinggalan diri dengan terus beramal shalih. Saat melakukan dosa kemudian diikuti dengan amal Sholih. Supaya keburukan akan tertutupi dengan kebaikan. Rasulullah shalallahu’alaihi wasallam bersabda,
“Bertaqwalah kepada Allah di mana saja engkau berada dan susullah sesuatu perbuatan dosa dengan kebaikan, pasti akan menghapuskannya dan bergaullah sesama manusia dengan akhlaq yang baik”. (HR. Tirmidzi).
Apakah kadar khauf dan roja harus selalu sama? Tidak harus.
Saat senang perbesarlah kadar rasa khauf. Supaya tidak kebablasan/ melambung dengan kenikmatan. Saat rajin ibadah, sedang diuji dengan kesedihan maka perbesarlah rasa roja supaya emosinya tetap stabil dan untuk mengharapkan Allah saja.
Wallahu a’lam bi showab. []