MOSKOW—FIFA memutuskan mengubah protokolnya untuk penghargaan Man of The Match atau pemain terbaik laga setelah penolakan penjaga gawang Mesir, Mohamed Al-Shenawy atas penghargaan yang seharusnya diterimanya itu beberapa waktu lalu.
Al-Shenawy menolak untuk menerima penghargaan Man of The Match karena penghargaan tersebut disponsori oleh Budweiser, sebuah perusahaan minuman beralkohol.
BACA JUGA: Kiper Mesir Tolak Trofi Bir sebagai Penghargaan Pemain Terbaik di Piala Dunia 2018
FIFA pun menghapus logo Budweiser dari banner Shenawy sehingga hanya menyisakan nama, foto dan negara asal sang kiper.
Karena penolakan dari Shenawy ini pula, FIFA tidak hanya akan membuat pengecualian untuknya, tapi untuk semua pemain Muslim yang memenangkan penghargaan ini.
Aturan baru ini juga telah diberlakukan untuk pemain Maroko, Amin Harit, yang dinobatkan sebagai pemain terbaik di laga melawan Iran.
Seperti diketahui, FIFA bekerja sama dengan Budweiser, perusahaan bir ternama, untuk menyediakan penghargaan MOTM di Piala Dunia 2018.
BACA JUGA: Qatar: Tak Ada Khamr Selama Gelaran Piala Dunia 2022
Sebelumnya, El-Shenawy memilih untuk menolak trofi merah dengan logo Piala Dunia dan logo sponsor, Budweiser. Sebagai muslim yang taat, kiper berusia 29 tahun itu menolak apapun yang berkaitan dengan minuman keras, karena itu terlarang dalam Islam. []
SUMBER: INDOSPORT