RASULULLAH shallallahu ‘alaihi wasallam berangkat dari Madinah menuju Mekah saat bulan Dzul Qa’dah tersisa empat hari lagi. Beliau berangkat setelah menunaikan shalat zuhur dan sampai di Dzil Hulaifah sebelum ashar. Di tempat itu, beliau menunaikan shalat ashar dengan qashar, kemudian mengenakan pakaian ihram.
Setelah menempuh delapan hari perjalanan, sampailah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam di tanah kelahirannya, tanah suci Mekah al-Mukaramah. Beliau berthawaf di Ka’bah, setelah itu sa’i antara Shafa dan Marwa.
Pada tanggal 8 Dzul Hijjah 10 H, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berangkat menuju Mina. Beliau shalat zuhur, ashar, maghrib, dan isya di sana. Kemudian bermalam di Mina dan menunaikan shalat subuh juga di tempat itu.
BACA JUGA: Khutbah Jumat Cinta Rasulullah, Hidupkan Sunah-sunahnya
Setelah matahari terbit, beliau berangkat menuju Arafah. Setelah matahari mulai bergeser, condong ke Barat, beliau shallallahu ‘alaihi wasallam mulai memberikan khutbah. Dan tempat dimana beliau berkhuthbah, dibangun sebuah masjid pada pertengahan abad ke-2 H oleh penguasa Abbasiyah dan diberi nama masjid Namirah.
Ibnu Ishaq berkata: Rasulullah melanjutkan prosesi ibadah hajinya, mengajarkan manasik haji kepada kaum Muslimin, menjelaskan sunnah-sunnah haji kepada mereka, dan berkhutbah kepada mereka menjelaskan apa yang perlu dia jelaskan. Rasulullah memuji Allah, menyanjung-Nya lalu bersabda:
“Wahai manusia, simaklah dengan seksama perkataanku, karena aku tidak tahu apakah aku masih bisa berjumpa kalian tahun depan di tempat ini.
Wahai manusia, sesungguhnya darah dan harta benda kalian adalah haram bagi kalian hingga kalian berjumpa dengan Allah sebagaimana haramnya hari dan bulan kalian ini.
Sesungguhnya kalian semua akan menemui Tuhan kalian lalu Dia akan bertanya tentang amal perbuatan kalian.
Sungguh hal ini telah aku sampaikan…
Barangsiapa yang masih memiliki amanah, hendaklah ia menunaikannya kepada yang berhak menerimanya.
Sesungguhnya semua riba dihapus terkecuali modal harta kalian. Dengan cara ini kalian tidak berbuat zalim dan jangan pula mau dizalimi. Karena Allah telah menentukan tidak boleh lagi ada riba. Sesungguhnya riba Al-Abbas bin Abdul Muthalib semuanya terhapus.
Sesungguhnya bunuh membunuh karena balas dendam pada masa jahiliyah itu terhapus dan darah yangpertama kali aku hapus ialah darah Ibnu Rabi’ah bin Al-Harits bin Abdul Muthalib. Dulu ia mencari wanita yang menyusui di Bani Laits lalu ia dihabisi oleh orang-orang Hudzail.
Ia lah yang pertama kali kuhapuskan darahnya pada masa jahiliyah.
Wahai manusia, sesungguhnya setan telah menyerah dan putus asa untuk bisa disembah di negeri kalian untuk selama-lamanya, namun setan ditaati dalam hal yang lainnya dan sungguh setan senang sekali dengan hal itu, yaitu amal perbuatan yang kalian anggap kecil, oleh karena itu, hati-hatilah kalian terhadap setan, jangan sampai merusak agama kalian!
Wahai manusia,
“Sesungguhnya mengundur-undurkan bulan haram itu bisa menambah kekafiran. Orang-orang yang kafir telah disesatkan karena mengundur-undurkan itu, mereka menghalalkannya pada suatu tahun dan mengharamkannya pada tahun yang lain, agar mereka dapat mencocokkannya dengan bilangan yang Allah mengharamkannya maka mereka menghalalkan apa yang diharamkan Allah dan mengharamkan apa yang Allah halalkan.” (QS. at-Taubah Ayat 37)
Sesungguhnya roda waktu itu terus berputar sejak Allah menciptakan langit dan bumi. Sesungguhnya jumlah bulan di sisi Allah ialah dua belas. Empat di antaranya adalah haram; tiga bulan berturut-turut dan bulan Rajab yang berada di antara bulan Jumadil Akhir dengan bulan Sya’ban. Amma ba’du.
BACA JUGA: Khutbah Jumat Menyikapi Keragaman Kelompok dalam Islam
Wahai manusia, sesungguhnya kalian memiliki hak atas istri-istri kalian sebagaimana istri-istri kalian juga mempunyai hak atas kalian. Hak kalian atas istri-istri kalian ialah mereka harus mengharamkan siapa pun dari orang-orang yang kalian tidak sukai untuk mendatangi ranjang-ranjang kalian dan istri-istri kalian haram bagi mereka mengerjakan perbuatan keji dan tidak senonoh. Jika istri-istri kalian mengerjakan hal-hal tersebut, Allah mengizinkan kalian untuk mendiamkan mereka di tempat tidur dan memukul mereka namun jangan sampai melukai mereka. Jika meeka telah sadar dan bertaubat, mereka berhak mendapatkan nafkah dan pakaian dengan cara yang baik. Berbuat baiklah kepada para istri kalian, karena mereka seperti tawanan yang tidak memiliki sesuatu apa pun. Sesungguhnya kalian mengambil istri-istri kalian dengan amanah Allah dan menghalalkan kemaluan mereka dengan kalimat-kalimat Allah, oleh karena itu, camkanlah ucapanku ini, karena aku telah menyampaikannya kepada kalian.
Aku wariskan kepada kalian Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya yang jika kalian berpegang teguh kepada keduanya, kalian tidak akan tersesat untuk selamanya.
Wahai manusia sekalian, simak dan camkanlah ucapanku. Ketahuilah bahwa setiap Muslim adalah saudara bagi Muslim lainnya dan seluruh kaum Muslimin itu bersaudara. Oleh sebab itulah, tidak halal baginya mengambil sesuatu dari saudaranya kecuali bila hatinya menyetujuinya. Janganlah kalian suka menzalimi diri kalian. Apakah ini semua telah aku sampaikan… ?
Disebutkan kepadaku bahwa kaum Muslimin berkata: “Sudah.” Rasulullah bersabda: “….Saksikanlah.” []
Referensi: Sirah Nabawiyah perjalanan lengkap Kehidupan Rasulullah/ Asy Syaikh Al Muhaddits Muhammad Nashiruddin Al Albani/ Akbar Media