Oleh: Ust.Ahmad Sumiyanto, S.E, M.Si
KHUTBAH PERTAMA:
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ، نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُه، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا، وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ.
وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.
)يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ(
)يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا، يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا(
أَمَّا بَعْدُ:
Hadirin sholat jumat yang dirahmati Allah SWT…
Hidup adalah kompetisi; bukan hanya untuk menjadi yang terbaik, tetapi juga berkompetisi untuk meraih cita-cita yang diinginkan. Namun sayangnya banyak orang yang terjebak pada kompetisi semu yang hanya memperturutkan hawa nafsu duniawi dan jauh dari tujuan ukhrawi. Kompetisi usaha pekerjaan, kompetisi harta kekayaan, kompetisi jabatan dan kedudukan serta kompetisi lainnya, yang semuanya bak fatamorgana; indah menggoda, tetapi sesungguhnya semu belaka. Itulah kompetisi yang menipu diri sendiri. Bahkan hal yang sangat memilukan pun sering terjadi dalam kompetisi jenis ini; seperti su’udzdzon atau buruk sangka, -bukan hanya kepada manusia- tetapi juga kepada Allah SWT. Lebih parah lagi jika rasa iri dengki dan riya’ ikut bermain dalam kompetisi tersebut.
Lalu bagaimanakah selayaknya kempetisi dalam kebaikan menurut ajaran Islam? Allah SWT telah memberikan pengarahan dengan jelas, bahkan penekanan kepada orang-orang beriman untuk berkompetisi dalam kebaikan, sebagaimana firman-Nya dalam Alquran:
وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ الْكِتَابِ وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِ فَاحْكُمْ بَيْنَهُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَاءَهُمْ عَمَّا جَاءَكَ مِنَ الْحَقِّ لِكُلٍّ جَعَلْنَا مِنْكُمْ شِرْعَةً وَمِنْهَاجًا وَلَوْ شَاءَ اللَّهُ لَجَعَلَكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَلَكِنْ لِيَبْلُوَكُمْ فِي مَا آتَاكُمْ فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ إِلَى اللَّهِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيعًا فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ
“Dan Kami telah turunkan kepadamu Alquran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu.” (QS. Al-Maidah: 48)
Perintah untuk berlomba-lomba dalam kebaikan ini, Allah ulang dalam dalam Surah al-Baqarah ayat 148, Allah berfirman:
وَلِكُلٍّ وِجْهَةٌ هُوَ مُوَلِّيهَا فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ
“Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan.” (QS. Al-Baqarah: 148)
Allah juga memuji orang-orang yang bersegera dalam melakukan kebaikan, sebagaimana firman-Nya dalam Surah al-Mukminun ayat 61:
أُولَئِكَ يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَهُمْ لَهَا سَابِقُونَ
“Mereka itu bersegera untuk mendapat kebaikan-kebaikan, dan merekalah orang-orang yang segera memperolehnya.” (QS. al-Mukminun: 61)
Maka berlomba-lombalah kita untuk menggapai akhirat, bukan berlomba-lomba untuk hal-hal duniawi. Allah memerintahkan kepada kita untuk berlomba-lomba dan saling mengalahkan satu sama lain dalam amal kebaikan. Saling mengalahkan untuk mendapatkan tempat dan derajat yang tinggi di surga. Karena seorang Muslim yang pintar tidak hanya ingin tempat yang rendah di surga. Seorang Muslim yang pintar ingin mengalahkan muslim-muslim lainnya dan memasuki “Al-Firdaus Al-A’la. (Surga Firdaus yang tertinggi).” Rasulullah SAW bersabda:
إذَا سَأَلْتُمُ اللَّهَ فَاسْأَلُوهُ الْفِرْدَوْسَ، فَإِنَّهَا أَعْلَى الْجَنَّةِ
“Jika kamu meminta surga kepada Allah, maka mintalah Surga Firdaus, karena ia adalah surga yang paling tinggi.” (HR. al-Bazzar)
Karena inilah kualitas orang-orang beriman, mereka selalu berlomba satu sama lain demi kebaikan.
Hadirin sholat jumat yang dirahmati Allah SWT…
Sebagaimana para sahabat Nabi yang semuanya berkiprah dan mempunyai peran di masyarakat, seorang muslim seharusnya juga memiliki keterpanggilan untuk menolong saudaranya, memiliki jiwa dan semangat memberi manfaat kepada sesama, serta memiliki karakter nafi’un li ghairihi (bermanfaat bagi orang lain). Karena kebaikan seseorang, salah satu indikatornya adalah kemanfaatannya bagi orang lain. Juga keterpanggilan nuraninya untuk berkontribusi menyelesaikan problem orang lain. Bahkan manusia terbaik adalah orang yang paling bermanfaat bagi orang lain. Rasulullah SAW bersabda:
خَيْرُ النَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain.”(HR. Ahmad, Thabrani, dan ad-Daruquthni. Dishahihkan Al Albani dalam As-Silsilah As-Shahihah)
Hadirin sholat jumat yang dirahmati Allah SWT…
Berlomba-lomba dalam kebaikan adalah sesuatu yang diperintahkan oleh Allah SWT. Mereka adalah dua orang atau lebih yang saling berkompetisi untuk mendapatkan sesuatu yang dicintai, mereka tidak ingin diungguli oleh orang lain, juga tidak ingin didahului. Kompetisi semacam ini bukan perbuatan yang tercela, bahkan kompetisi itu terpuji jika dilakukan dalam hal kebaikan. Allah SWT berfirman dalam surah al-Muthaffifin:
إِنَّ الْأَبْرَارَ لَفِي نَعِيمٍ (22) عَلَى الْأَرَائِكِ يَنْظُرُونَ (23) تَعْرِفُ فِي وُجُوهِهِمْ نَضْرَةَ النَّعِيمِ (24) يُسْقَوْنَ مِنْ رَحِيقٍ مَخْتُومٍ (25) خِتَامُهُ مِسْكٌ وَفِي ذَلِكَ فَلْيَتَنَافَسِ الْمُتَنَافِسُونَ (26)
“Sesungguhnya orang-orang yang berbakti itu berada dalam kenikmatan yang besar (surga). Mereka duduk di atas dipan-dipan sambil memandang. Engkau dapat mengetahui dari wajah mereka kesenangan yang penuh kenikmatan. Mereka diberi minum dari khamar murni yang di tutup. Tutupnya dari kasturi. Dan untuk yang demikian itu hendaknya kalian berlomba-lomba.”(Q.S al-Muthaffifin: 22-26).
Ayat-ayat di atas sesuai dengan hadis Nabi bahwasannya Beliau melarang mempunyai perasaan iri kecuali kepada orang yang dikaruniai ilmu dan dia mengamalkan serta mengajarkannya dan kepada orang yang dikarunia harta dan dia menginfakkannya. Sedangkan kepada orang yang dikarunia ilmu dan harta tetapi dia tidak mengamalkan dan menginfakkannya dalam ketaatan, maka kita tidak diperbolehkan berkeinginan untuk menjadi seperti mereka, karena dalam hal ini tidak ada kebaikan yang patut diikuti, bahkan pelakunya akan mendapat siksa.
Kita bisa melihat kisah Abu Bakar radhiyallahu anhu Sahabat Nabi Shallallahu alaihi wasallam, seorang yang mempunyai kedudukan yang paling mulia, yang selalu berusaha berada di barisan pertama orang-orang yang melakukan kebaikan. Hingga Nabipun berharap beliau termasuk golongan orang yang dipangggil dari semua pintu surga, karena beliau selalu unggul dalam semua jenis kebaikan.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ:قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ أَنْفَقَ زَوْجَيْنِ مِنْ مَالِهِ فِي سَبِيلِ اللَّهِ، دُعِيَ مِنْ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ.وَلِلْجَنَّةِ أَبْوَابٌ، فَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الصَّلَاةِ، دُعِيَ مِنْ بَابِ الصَّلَاةِ، وَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الصَّدَقَةِ، دُعِيَ مِنْ بَابِ الصَّدَقَةِ، وَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الْجِهَادِ، دُعِيَ مِنْ بَابِ الْجِهَادِ، وَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الصِّيَامِ، دُعِيَ مِنْ بَابِ الرَّيَّانِ.فَقَالَ أَبُو بَكْرٍ:وَاللَّهِ يَا رَسُولَ اللَّهِ، مَا عَلَى أَحَدٍ مِنْ ضَرُورَةٍ مِنْ أَيِّهَا دُعِيَ، فَهَلْ يُدْعَى مِنْهَا كُلِّهَا أَحَدٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ:نَعَمْ، وَإِنِّي أَرْجُو أَنْ تَكُونَ مِنْهُمْ(رواه البخاري ومسلم وأحمد، واللفظ له)
Dari Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: Barang siapa berinfak dengan sepasang (kuda atau binatang lainnya), ia akan dipanggil dari beberapa pintu surga. Surga itu mempunyai beberapa pintu. Barang siapa yang ahli shalat, ia akan dipanggil dari pintu shalat, barang siapa yang ahli sedekah, ia akan dipanggil dari pintu sedekah, barang siapa yang ahli jihad, ia akan dipanggil dari pintu jihad, dan barang siapa yang ahli puasa, ia akan dipanggil dari pintu ar-Royyan. Abu Bakar bertanya: Wahai Rasulullah, setiap mereka dipanggil dari pintu yang sesuai dengan amalannya, tapi adakah yang dipanggil dari setiap pintu? Rasulullah menjawab: Ya, dan aku berharap engkau termasuk salah satu diantara mereka (yang dipanggil dari setiap pintu surga).”(HR. al-Bukhari, Muslim dan Ahmad).
Demikian juga kita bisa melihat kisah Nabi Musa yang merasa sedih karena ada Nabi lain yang umatnya lebih banyak masuk surga yaitu Nabi Muhammad SAW. Sebagaimana dikisahkan dalam hadis tentang Isra’ dan Mi’raj, ketika Rasulullah diangkat ke Sidratul Muntaha, Nabi Musa iri kepada Nabi Muhammad SAW, karena beliau melampauinya. Nabi Musa pun tak kuasa menahan tangisnya. Kemudian Nabi Musa ditanya: ”Apa yang membuatmu menangis? Dia menjawab: ”Aku menangis karena ada anak Adam yang diutus setelahku, umatnya yang masuk surga lebih banyak dari umatku.” (HR. al-Bukhari dan Muslim).
Hadirin sholat jumat yang dirahmati Allah SWT…
Maka marilah kita senantiasa berkompetisi untuk meraih kedudukan yang tinggi di sisi Allah SWT, dengan menjadi orang memberikan kemanfaatan sebanyak-banyaknya kepada orang lain, dan dengan berbuat kebajikan sebanyak-banyaknya, sesuai batas kemampuan yang kita miliki. Semoga dengan itu semua, kita termasuk golongan orang yang mendapatkan surga Firdaus, dan dipanggil dari semua pintu surga, sebagaimana Abu Bakar ash-Shiddiq radhiyallahu anhu dan para shahabat-shahabat Nabi yang lain.
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْم، أَقُوْلُ هَذَا القَوْل، وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَحِيْمُ.
Khutbah Kedua:
لْحَمْدُ لِلَّهِ عَلَى فَضْلِهِ وَإِحْسَانِه، وَأَشْكُرُهُ عَلَى تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَانِه، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ، وَسَلَّمَ تَسْلِيْماً كَثِيْرًا.
أَمَّا بَعْدُ:
فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ، اِتَّقُوْا اللهَ حَقَّ التَّقْوَى، وَأَطِيْعُوهُ فِي السِّرِّ وَالنَّجْوَى.
ثُمَّ صَلُّوا وَسَلِّمُوا عَلَى الْهَادِي الْبَشِيْر، وَالسِّرَاجِ الْـــمُنِيْر، نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَاحِبَ الْفَضْلِ الْكَبِيْر. فَقَدْ قَالَ اللهُتَعَالَى فِي كِتَابِهِ: ﴿إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً﴾
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَماَ صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إنَّكَ حَمِيْدٌ مَـجِيْد، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الْـخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْن، أَبِيْ بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيّ، وَعَنِ الصَّحَابَةِ أَجْمَعَيْن، وَعَنَّا مَعَهُمْ بِمَنـِّكَ وَكَرِمِكَ يَا أَكْرَمَ الْأَكْرَمِيْن .
اَللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلَامَ وَالمُسْلِمِيْنَ، اَللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلَامَ وَالمُسْلِمِيْنَ، اَللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلَامَ وَالمُسْلِمِيْنَ فِي كُلِّ مَكَانٍ يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ.
اَللَّهُمَّ أَذِلَّ الشِّرْكَ وَالمُشْرِكِيْنَ، وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنَ، وَاجْعَلْ هَذَا البَلَدَ آمِناً مُطْمَئِنّاً وَسَائِرَ بِلَادِ المُسْلِمِيْنَ يَا رَبَّ العَالَمِيْن.
اَللَّهُمَّ وَفِّقْ وُلَاةَ أُمُوْرِنَا لِمَا فِيهِ الخَيْرُ وَالصَّلَاحُ لَهُمْ وَلِرَعَايَاهُمْ وَلِبِلَادِهِمْ، يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ.
اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ بِطَانَتَهُمْ وَأَبْعِدْ عَنْهُمْ بِطَانَةَ السُوْءِ وَالمُفْسِدِيْن
رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّك أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْم
عِبَادَ اللهِ، (إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنْ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ)،
فَاذْكُرُوْا اللهَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ، وَاللهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ.
SUMBER: IKADI