Oleh: Ust.Paryono, S.Pd
Khutbah Pertama:
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ، نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا، وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا. مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ.
وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ, وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ.
((يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ.
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا)).
((يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا)).
أَمَّا بَعْدُ:
Jamaah Jumat Rahimakumullah…
Alhamdulillah, marilah kita bersyukur kepada Allah penggenggam seluruh hati manusia, atas nikmat yang diberikan kepada kita, yaitu nikmat ketenangan hati atas agama Islam. Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada pembawa risalah Islam, penerima wahyu -Al-quran suci kalam Ilahi- Nabi Muhammad SAW.
Diutusnya Nabi Muhammad SAW sebagai penyempurna para Nabi dan Rasul, dan juga sebagai teladan yang dalam setiap perkataannya, akhlaknya dan aktifitas kesehariannya. Nabi Muhammad SAW menyampaikan risalah, menunaikan amanat, menasehati ummat, dan berjihad di jalan Allah hingga sampai batas waktu yang Allah tentukan. Sehingga seluruh manusia tercerahkan dengan risalah Islam ini. Yang keluar dari kegelapan dunia, yang bersatu hati setelah sebelumnya tercerai berai. Maka cahayapun datang memenuhi bumi .
Sebelum kemerdekaan Indonesia, umat Islam telah berjuang melawan para penjajah dengan semua kemampuan yang mereka miliki. Mulai dari perlawanan fisik hingga non fisik. Tercatat, pada awal abad 20, ummat Islam mendirikan organisasi-organisasi massa yang nantinya mempunyai kiprah yang sangat signifikan dalam perjuangan bangsa Indonesia, diantaranya: Syarikat Dagang Islam, Muhammadiyah, NU, PSII, Persis dan lainnya.
Hadirin jamaah Jum’at Rahimakumullah
Tujuan organisasi massa islam ini adalah mengikat umat islam dalam satu wadah guna utuk menentang penjajahan Belanda. Namun karena masing-masing organisasi massa Islam ini memiliki cara dan metodenya sendiri-sendiri, maka tidak jarang terjadi gesekan-gesekan di antara organisasi, khususnya dalam masalah-masalah cabang (furu’iyyah).
Sampai saat ini masih juga ada yang bersilang pendapat tentang organisasi-organisasi massa Islam. Kita ambilkan contoh: Muhammadiyyah menanamkan kemuhammadiyyahan, NU mengajarkan aswaja-nya dan seterusnya. Sehingga muncullah imej bahwa organisasi-nyalah yang paling benar dan kelompoknya sendirilah yang paling berhak merepresentasikan Islam. Hal ini biasanya terjadi di kalangan orang awam dan ini tentu membuat kita sedih. Karena perselisihan masalah furu’ akan sangat menguras energi.
Untuk itu dibutuhkan Ukhuwwah Islamiyyah yang kokoh. Setiap ormas harus memahami konsep ukhuwwah ini dan harus memahami bahwakeragaman dan silang pendapat sebagai sunnatullah yang membawa rahmat, bukan menimbulkan niqmah atau malapetaka.
Perbedaan adalah sunnatullah yang pasti berlaku bagi semua makhluk. Kita tidak akan mendapatkan dua makhluk yang serupa dan sama dalam sifat, perilaku dan seluruh hal ihwalnya. Kita bisa melihat sekeliling kita, betapa banyak keragaman dan perbedaan. Maka, kita harus bisa mempersepsikan perbedaan yang ada sebagai sebuah potensi dan kekuataan untuk membangun umat yang kokoh, bukan justru menjadikannya sarana untuk berpecah belah dan saling menyerang.
Seperti firman Allah SWT di dalam Quran surat Ar-Ruum Ayat 22:
وَمِنْ آيَاتِهِ خَلْقُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافُ أَلْسِنَتِكُمْ وَأَلْوَانِكُمْ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِلْعَالِمِينَ
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya Ialah menciptakan langit dan bumi dan berlainan bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya yang demikian itu benar-bear terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui.”
Allah juga berfirman:
وَلَوْشَاءَرَبُّكَلَجَعَلَالنَّاسَأُمَّةًوَاحِدَةًوَلَايَزَالُونَمُخْتَلِفِينَ (118) إِلَّامَنْرَحِمَرَبُّكَوَلِذَلِكَخَلَقَهُمْ….
“Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat, kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu. Dan untuk itulah Allah menciptakan mereka…” (QS. Hud: 118-119)
Mari kita berfikir jernih dan dalam kaca mata iman kepada Allah. Tentunya kita sepakat bahwa tidak ada keraguan tentang kebenara firman tersebut. Maka marilah kita bersikap:
1. Tingkatkan iman dan tauhid kita kepada Allah semata.
2. Perdalam ilmu-imu agama kita. Hadiri majelis-majelis taklim, kajian-kajian tafsiruntuk memperjelas dan mendalami Al-quran terutama ayat tesebut.
3. Kita harus menghormati para alim ulama. Karena mereka adalah pewaris para nabi.
4. Kita tingkatkan kesabaran dalam menghadapi segala macam tantangan dakwah.
5. Semua proses harus dilakukan sesuai dengan koridor hukum yang berlaku, dan jangan main hakim sendiri.
6. Hendaklah kita menaati dan mendukng fatwa-fatwa yang dikeluarkan MUI sebagai representasi umat Islam dan hujjah kita di depan Allah taala di akhirat.
7. Ukhuwwah umat Islam harus kita tingkatkan untuk menangkal opini dan gerakan yang memojokkan kaum muslimin.
Hakikat perbedaan alamiah yang dimiliki manusai telah dijadikan Rasulullah sebagai pusat perhatian beliau dalam mendidik dan men-tarbiyah shahabat-shahabatnya. Karena pada dasarnya, manusia mempunyai kecenderungan untuk berselisih dan bertengkar dengan sesamanya.
Sebagai penutup, mari kita hayati sabda Rasulullah berikut ini:
أَنَازَعِيمٌبِبَيْتٍفِيرَبَضِالْجَنَّةِلِمَنْتَرَكَالْمِرَاءَوَإِنْكَانَمُحِقًّا
“Aku akan menjamin sebuah rumah di tepi surga bagi siapa saja yang meninggalkan perdebatan meskipun dia yang benar…”(HR. Abu Dawud)
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْم،أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْم.
Khutbah Kedua:
اَلْحَمْدُ لِلَّهِوَكَفَى، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى النَّبِيِّ الْـــمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الصِّدْقِ وَالْوَفَى، أَمَّا بَعْدُ :
فَيَا عِبَادَ الله، اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ، وَلاَ تَـمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُون:
إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَآأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
اللهم صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اللهم بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اللهم اغْـفِـرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ،
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْـفِـرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
اللهم إِنَّا نَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى.
اللهم إِنَّا نَعُوْذُ بِكَ مِنْ زَوَالِ نِعْمَتِكَ وَتَحَوُّلِ عَافِيَتِكَ وَفُجَاءَةِ نِقْمَتِكَ وَجَمِيْعِ سَخَطِكَ.
وَآخِرُ دَعْوَانَاأَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
وَصَلى الله عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ
[]
SUMBER: IKADI