Oleh: Ust. Arfiansyah Harahap, Lc., M.Pd.I
Khutbah Pertama:
الْحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْ وَفَّقَ مَنْ شَاءَ مِنْ عِبَادِهِ لِحِفْظِ حُدُوْدِهِ، وَأَعَانَهُمْ بِمَنِّهِ وَفَضْلِهِ عَلَى اْلقِيَامِ بِحُقُوْقِهِ، حَفِظُوْا حُدُوْدُ اللهِ فَحَفِظَهُمُ الله، وَاتَّجَهُوْا بِقُلُوْبِهِمْ إِلَى اْلاِسْتِعَانَةِبِرَبِّهِمْ فَأَعَانَهُمُ اللهُ. عَلِمُوْا أَنَّ اْلأَمَّةَ لَوِاجْتَمَعُوْا عَلَى أَنْ يَنْفَعُواالْعَبْدَ بِشَيْءٍ لَمْ يَنْفَعُوْهُ إِلاَّ بِشَيْئٍ قَدْ كَتَبَهُ اللهُ لَهُ، فَعَلَّقُوْا رَجَاءَهُمْ بِهِ، وَأَيْقَنُوْا أَنَّ اْلأَمَّةَ لَوِاجْتَمَعُوْا عَلَى أَنْ يَضُرُّوااْلعَبْدَ بِشَيْئٍ لَمْ يُضِرُّوْهُ إِلاَّ بِشَيْئٍ قَدْ كَتَبَهُ اللهُ عَلَيْهِ، فَاعْتَمَدُوْا عَلَيْهِ.
وَنَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ، وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَه، لَهُ الْمُلْكُ، وَلَهُ الْحَمْدُ، وَبِيَدِهِ مَلَكُوْتُ السَّمَوَاتِ وَاْلأَرْضِ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ ، وَنَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه، اْلبَشِيْرُ النَّذِيْرُ، وَالسِّرَاجُ الْمُنِيْرُ، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ، وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَىْ يَوْمِ الدِّيْنِ، وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا.
أَمَّا بَعْدُ:
فَيَا أَيُّهاَ الْـمُسْلِمُونَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُون. قَالَ الله تَعَالى : “يَاَيُّهَاالَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْاللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَتَمُوْتُنَّ اِلاَّوَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنِ.”
Kaum muslimin sidang jemaah jum’at yang dirahmati Allah…
RAMADHAN telah telah berlalu dan tiba saatnya hari Idul Fitri. Sudah saatnya kita kembali memperbaharui rasa syukur kita kepada Allah atas nikmatnya “allati bini’matihi tatimmush shaalihaat”, yang karena nikmat-Nya, Allah memudahkan kita untuk menyempurnakan ketaatan kita kepada Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurah limpahkan kepada junjungan kita Rasulullah saw, yang telah mengajari kita berpuasa dan mengajari kita bagaimana untuk menjadi orang yang selalu “la’aallakum tattaquun”.
BACA JUGA: Khutbah Jumat – Cara Muhasabah Diri
Hadirin sekalian, melalui mimbar ini, khatib mengajak kita semua, untuk meningkatkan ketaqwaan kita dengan meng-istiqamah-kan amalan-amalan yang telah kita lakukan di bulan ramadhan yang telah lalu. Meng-istiqamah-kan amalan, dalam artinya meresapi serta mewujudkan hakikat-hakikat amalan yang telah kita kerjakan, karena sudah bisa dipastikan sulit bagi kita meningkatkan amalan dalam arti zahir amal, dan ini lah yang diisyaratkan Allah SWT, ketika berfirman tentang kewajiban berpuasa yang diakhiri dengan kalimat “la’allakum tattaquun”, semoga kalian bertaqwa.
Kaum muslimin sidang jemaah jum’at yang dirahmati Allah…
Kata “tattaquun” dalam Al-Baqarah ayat 3, disampaikan dalam bentuk “fi’lun mudhori’”, dimana para pakar ilmu nahwu bersepakat bahwa fi’il mudhori’ adalah kata kerja yang menunjukkan kesinambungan. Sehingga “tattaqun” adalah ketaqwaan yang berkesinambungan, – bukan taqwa yang terbentuk di dalam bulan ramadhan saja -, akan tetapi yang dikehendaki adalah ketaqwaan yang selalu terbentuk dan ada bahkan di luar bulan Ramadhan.
Spirit ramadhan tidak boleh pergi menghilang sejalan berlalunya cahaya Ramadhan, bahkan spirit tersebut harus ditingkat dan dipertahankan. Bagaimana maksudnya?
Saat di bulan ramadhan, kita berpuasa menahan lapar dan dahaga, maka di luar bulan ramadhan kita harus berusaha untuk mengatur kebutuhan jasmani kita, mengatur makanan yang masuk ke dalam perut kita dan melindunginya dari sesuatu yang membahayakan kesehatan. Dalam hal ini, pengaturan pola makan yang terbaik adalah: “makan sesudah lapar, berhenti sebelum kenyang”, sehingga dapatlah kita mengamalkan hadis baginda Nabi SAW: “bahwa sepertiga perut untuk makanan, sepertiganya untuk air dan sepertiganya lagi untuk udara”. (HR. Ar-Tirmidzi dan Ibnu Hibban).
Pengaturan pola makan yang dilakukan oleh sebagian besar kaum muslimin dengan baik di bulan Ramadhan, tidak sekadar berhasil mengurangi pengeluaran dana, akan tetapi bahkan berhasil mengurangi berat badan yang berlebih, karena yakinlah, berat badan yang berlebihan adalah salah satu dari sumber penyakit. Ini spirit yang pertama.
Spirit kedua; di dalam Ramadhan kita tidak sekadar menahan laparnya perut dan dahaganya tenggorokan, tetapi kita juga diperintahkan untuk menahan panca indra kita dari hal-hal yang bisa mencederai nilai serta hakikat puasa kita. Menjaga lisan, menjaga pikiran, pandangan, telinga, tangan, kaki dan lainnya, agar puasa kita bernilai tinggi dan berpengaruh positif terhadap diri kita. Jika kita mampu melakukannya di bulan Ramadhan, maka demikian jugalah seharusnya yang kita lakukan di bulan syawal dan bulan-bulan lainnya.
Kaum muslimin sidang jemaah jum’at yang dirahmati Allah…
Menjaga anggota tubuh kita, agar selalu berada dalam ketaatan serta fitrahnya, adalah menjadi tanggung jawab serta amanah individu, yang benar-benar harus dijaga. Tidak sedikit, ayat Al-quran dan hadis yang memerintahkan kita untuk itu, baik secara langsung ataupun tidak. Diantaranya, Allah berfirman tentang mata dan kemaluan dalam Surah An-Nur 30-31:
“Katakanlah kepada mukmin laki-laki agar menahan pandangan mereka dan menjaga kemaluan mereka..” “dan katakanlah kepada wanita-wanita yang beriman agar mereka menahan pandangan mereka dan menjaga kemaluannya..”.
Tentang lisan dan kemaluan, dalam hadis yang diriwayatkan oleh Sahl bin Sa’ad RA, bersabda Rasulullah SAW:
“Barang siapa yang bisa menjamin untukku apa yang di antara dua rahangnya (lisan) dan yang ada di antara kedua pahanya (kemaluan) maka akuakan menjaminnya masuk surga.”(Muttafaqun ‘alaih).
Bahkan, tidak segan-segan Nabi SAW menjadikan perkataan baik sebagai tugas lisan kita yang menjadi ukuran kesempurnaan iman, beliau SAW bersabda:
“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, hendaklah berkata baik atau diam”.(HR. Bukhari dan Muslim).
Kaum muslimin sidang jemaah jum’at yang dirahmati Allah…
Bagi mereka yang sekadar menahan lapar dan dahaga, tetapi anggota tubuh lainnya tidak mampu ditundukkan pada perintah Allah, bahkan tidak sedikitpun ada usahanya untuk mengarahkan dan menundukkan anggota tubuhnya untuk taat kepada perintah Allah, maka tanpa ragu-ragu Rasulullah SAW sampaikan:
“… maka sungguh Allah tidak berhajat pada usahanya meninggalkan lapar dan haus.” (HR. Bukhori)
BACA JUGA: Khutbah Jumat – 5 Tipe Orang yang Beruntung di Bulan Ramadhan
Maka, sebagaimana kita berusaha untuk menjaga lapar dan dahaga, maka sudah semestinyalah, kita juga berusaha menjaga anggota tubuh kita lainnya dari hal-hal yang dapat menjatuhkan martabat kita, harga diri kita baik dihadapan Allah ataupun dihadapan manusia.Dan cara yang paling efektif untuk itu adalah dengan memaksimalkan potensi positif yang Allah tanamkan dalam diri kita dengan memaksimalkan membaca (tilawah), berfikir (tafakkur) dan merenung (tadabbur) terhadap ayat-ayat Allah baik yang tertulis dalam kitab ataupun di alam semesta.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعْنَا بِمَا فِيْهِ مِنَ البَيَانِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ، أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِجَمِيْعِ المُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَحِيْمُ.
KHUTBAH KEDUA:
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ عَلَى فَضْلِهِ وَإِحْسَانِهِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ تَعْظِيْماً لِشَأْنِهِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اَلدَّاعِيْ إِلَى رِضْوَانِهِ، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ، وَسَلَّمَ تَسْلِيْماً كَثِيْرًا،أَمَّا بَعْدُ:
فَيَا أَيُّهاَ الْـمُسْلِمُونَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُون. قَالَ الله تَعَالى :
يَاَيُّهَاالَّذِيْنَ آمَنُوْااتَّقُوْااللَّهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاًسَدِيْدًا، يُصْلِحْ لَكُمْ اَعْماَلَكُمْ، وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ، وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَفَوْزًاعَظِيْمًا.
(إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا)
اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنْ خُلَفَائِهِ الرَاشِدِيْنَ، اَلْأَئِمَّةِ المَهْدِيِيْنَ، أَبِيْ بَكْرٍ، وَعُمَرَ، وَعُثْمَانَ، وَعَلِيٍّ، وَعَنِ الصَّحَابَةِ أَجْمَعِيْنَ، وَعَنِ التَّابِعِيْنَ، وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنَ.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ.
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ، وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلّاً لِّلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُوفٌ رَّحِيمٌ.
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ.
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
رَبَنَا ءَاتِنَا فِي الدّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّارِ.
سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ.
عِبَادَ اللهِ، (إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ، وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى، وَيَنْهَى عَنْ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ)، فَاذْكُرُوْا اللهَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ، وَاللهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ، أَقِيْمُوا الصَّلَاة..
[]
SUMBER: IKADI