WANITA acapkali diidentikan dengan urusan sumur, dapur, dan kasur. Padahal, mereka juga punya potensi yang besar dan berperan penting dalam beragam aspek kehidupan.
Syariat Islam yang berlaku bagi wanita, seringkali dipandang sebagai aturan yang mengungkung dan membatasi gerak langkah mereka. Padahal, dalam Islam wanita justru dihormati dan dimuliakan dengan syariat-sayariat tersebut. Lebih dari itu, muslimah (wanita muslim) telah mencatatkan sejarah dalam peradaban dunia sebagai wanita yang mampu mengembangkan potensinya.
Dalam semua aspek kehidupan di masa Nabi Saw. (‘ahdu r-risalah), masa sahabat (haqbat futuhat islamiyyah), masa Dinasti Umawi, serta masa periwayatan hadis; peran wa-nita dalam dunia politik, sastm, dan pendidikan, begitu terasa, menonjol serta menentukan. Pada masa ‘ahdu r-risalah, tercatat kehadiran kaum wanita dan keikutsertaan mereka dalam pertempuran-pertempuran Nabi Saw. Di antara mereka ada yang ber-tugas sebagai tim medis, tim logistik, dan ada juga yang tergabung dalam tentara turut mengangkat senjata, seminal Ummu ‘Ummarah dan Nusaibah binti Ka’b.
Dalam sebuah momen kemelut, Nabi Saw. mendiskusikan keadaan tak menentu dalam Shulh Hudaibiyyah (tahun 6 H) dengan istrinya yakni Ummu Salamah (Hind binti Abi Umayyah) dan meminta pendapat politiknya, bahkan menerapkan saran politis istrinya itu di lapangan.
Dan, masih banyak lagi sosok wanita yang berperan penting dalam peradaban Islam. Siapa saja mereka? Ini dia ulasannya.
- Assyaffa’ bind Abdillah Al-Qurasyiyyah adalah salah satu pakar ekonomi sekaligus yang mengontrol roda perputaran pasar global (setara dengan jabatan menteri) pada era kekhalifahan Umar bin Khaththab.
- Ummu Karam binti Milhan adalah wanita Muslimah pertama yang mengikuti ekspedisi armada taut tentara Muslim saat ekspansi pertama kali ke Cyprus, wilayah Eropa, pada masa khilafah Utsman bin ‘Affan. Az-Zarqa’ binti Adi, Bakkarah Al-Hilaliyyah, dan Ummul Khair AI-Bariqiyyah adalah koordinator lapangan sekaligus orator ulung dalam barisan militer kekhalifahan Ali bin Abi Thalib.
- Saudah binti Ammarah Al-Hamadaniyyah adalah politisi senior sekaligus delegasi dan juru bicara bangsanya dalam masa Dinasti Umawi.
- Al-Khansa’ (Tumadhir binti Amr) adalah sastrawan paling tenar di era pasca-Nabi Saw. dan awal era Dinasti Umawi. Karya sastra dan puisinya dibacakan di mana-mana dan dihafal ribuan orang dalam kurun masa itu dan beberapa generasi berikutnya.
- Pada abad 12 Masehi (abad pertengahan), Yahya Al-Wasithi mengilustrasikan dalam lukisannya tentang seorang perempuan yang mengajar kaum pria, dengan berhijab lengkap dan wajah terbuka, tanpa cadar. Tercatat dalam berbagai buku sejarah (tkriki) dan buku-buku biografi (tanijim), tentang ratusan wanita dart berbagai generasi yang menguasai ilmu fiqih. Mereka menguasai ilmu hadis sekaligus mengajarkannya dan berperan penting dalam pengonsepan matan-matan fiqih, hadis, dan tasawuf. Di antara mereka adalah Rabiah Al-‘Adawiyyah.
- Satu di antara lima orangyang paling banyak meriwayatkan hadis di dunia dan sepanjang sejarah adalah ‘Aisyah binti Abu Bakar r. a.
- Manuskrip tervalid sekaligus referensi utama dari kitab Shahih AI-Bukhari—yakni kumpulan hadis paling sahih yang sebagai rujukan hukum memililci kedudukan setelah Al-Quran—adalah tulisan Karimah AI-Marwaziyyah (w. 464 H/1071 M)
- Dalam dunia politik, Sayyidah Nafisah binti Al-Hasan, cucu Nabi Saw., adalah mediator terpenting yang meng-hubungkan rakyat Mesir dengan pemerintahan Dinasti Abbasid.
- Fathimah binti Al-Aqra’—sekretaris terkenal pada era Dinasti Abbasid—adalah tokoh penting yang menulis perjanjian damai antara kaum Muslimin dan Imperium Romawi Timur pada abad 10 Masehi.
- Syajarud Dur adalah seorang politisi wanita yang menyelamatkan Dinasti Ayyubiyyah dari keruntuhan setelah kematian mendadak suaminya, Sultan Najmuddin Ayyub. Itu terjadi, saat penyerangan Eropa ke dunia Islam pada abad 12 Masehi. Bahkan, Syajarud Durlah yang sanggup mematahkan serangan itu dan menangkap hidup-hidup Kaisar Perancis, Louis IX, di Alexandria. Hingga akhirnya, Syajarud Dur memproklamasikan Dinasti Mameluk sebagai pengganti Dinasti Ayyubiyyah. Dan, dialah sultan perempuan pertama pada dinasti yang berbasis miter tersebut.
Nah, itulah beberapa wanita yang telah membuktikan potensi dirinya hingga mampu meraih prestasi hingga namanya tercetak dalam catatan sejarah dan dikenang sepanjang masa. Kiprah mereka menjadi bukti bahwa Islam dengan syariatnya tak mengungkung langkah muslimah untuk memajukan hidup dan berperan serta di tengah masyarakat. []
Sumber: Tentang Perempuan, Dari Bohong pada Suami hingga Sepakbola Wanita/Karya: Gus Awy/Penerbit: Noura Books/Tahun: 2015