ABU Bakar merupakan salah seorang hamba Allah SWT yang saleh, sahabat Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam yang mulia, pemegang tampuk kekhalifahan pertama.
Ia orang kedua setelah Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam yang mendarmabaktikan seluruh hidup, harta, dan waktunya di jalan Allah SWT serta demi penyiaran dakwah Islamiyah dan risalah ilahiyah.
Nama aslinya adalah Abdullah bin Abu Quhafah al-Qurasyi At-Taimi, namun ia lebih terkenal dengan sebutan “Abu Bakar ash-Shiddiq.”
Ia adalah seorang yang gampang menangis dan banyak merenungkan ayat-ayat Alquran yang dibacanya. Ia tidak kuasa menahan air matanya setiap kali membaca Al-quran dalam shalat.
BACA JUGA: Abu Bakar yang Selalu Meyakini Kebenaran Ucapan Rasulullah
Dituturkan oleh Aisyah, ketika Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Perintahkanlah Abu Bakar untuk mengimami shalat para Shahabat.”
Aku bilang, “Wahai Rasulullah, Abu Bakar adalah orang yang sangat sensitif hatinya. Ia tidak dapat membendung air matanya ketika membaca Alquran….”
Kekhusyukan dan tangisan Abu Bakar dalam shalatnya memberikan efek yang sangat besar bagi orang-orang di sekitarnya. Orang-orang musyrik pun sampai memberikan syarat khusus kepada Ibnu ad-Daghinah ketika ia memberi suaka kepada Abu Bakar (kejadian ini berlangsung sebelum hijrah-penerj.).
Mereka bilang, “Hai Ibnu ad-Dzughunnah, suruhlah Abu Bakar untuk beribadah kepada Tuhannya di dalam rumahnya saja. Biarlah ia shalat dan membaca apa saja yang ia inginkan. Yang penting ia tidak menyiksa kami (dengan bacaan Alquran dan tangisannya) dan tidak melaksanakannya di tempat terbuka. Sebab kami takut hal itu akan membuat anak-anak dan istri-istri kami terpesona (dengannya).”
Ibnu ad-Daghinah pun menyampaikan hal itu kepada Abu Bakar. Mulai saat itu Abu Bakar beribadah di dalam rumahnya sendiri serta tidak shalat dan membaca Alquran di tempat terbuka. Terlintas dalam diri Abu akar untuk membangun sebuah masjid (atau tempat ibadah).
BACA JUGA: 5 Keutamaan Abu Bakar Ash-Shiddiq
Akhirnya, Abu Bakar membangun masjid di halaman rumah. Abu Bakar keluar rumah lalu melaksanakan shalat dan membaca Alquran di masjidnya. Hal itu membuat istri-istri dan anak-anak orang-orang musyrik berkerumun dan memperhatikan Abu Bakar (yang sedang shalat dan membaca Alquran) dengan penuh kekaguman. Sebab Abu Bakar adalah seorang yang mudah menangis tanpa mampu membendung air matanya ketika sedang membaca Alquran.
Diriwayatkan dari Sahl bin Sa’ad, tuturnya: “Abu Bakar tidak pernah menoleh sekalipun dalam shalatnya.” []
Sumber: Shalat Orang-orang Saleh/Karya: Ahmad Mushthafa Ath-thahthawi/Penerbit: Republika/2005