ABU Said al Khudri adalah seorang anak yang diajak oleh ayahnya untuk ikut dalam perang Uhud. Usianya ketika itu sekitar 13 tahun. Sekalipun tidak ada kewajiban untuk ikut berperang, tetapi ayahnya menginginkan anaknya tersebut untuk ikut berperang.
Sayangnya keberadaannya ini diketahui oleh Rasulullah SAW dan beliau melarangnya mengikuti pertempuran ini. Walaupun ayahnya berdalih bahwa anaknya ini kuat dan mempunyai semangat tinggi untuk berjihad, beliau tetap saja menolak.
BACA JUGA: Kehidupan Sahabat yang Dijamin Masuk Surga
Ternyata syahid telah didapatkan oleh ayahnya Abu Said. Ayahnya Abu Said ini tidak meninggalkan harta sepeserpun untuk Abu Said. Sedangkan pada saat itu usianya masih kanak-kanak.
Karena itu Abu Said berniat meminta bantuan keuangan kepada Nabi SAW untuk menunjang kehidupannya. Tetapi ketika ia sampai di majelis Rasulullah SAW, dan belum sampai masuk ke majelis tersebut, Abu Said mendengar sabda Rasulullah SAW, “Barang siapa yang meminta kesabaran, maka ia akan memperoleh kesabaran. Barang siapa yang meminta kesucian, maka ia akan memperoleh kesucian. Dan barang siapa yang menginginkan kekayaan, maka Allah akan memberikan kekayaan kepadanya…”
BACA JUGA: Jenazah Sahabat Ini Tak Tersentuh Orang Musyrik
Itulah Abu Said yang kuat. Belum juga ia menyampaikan keinginannya kepada Rasulullah saw. ia telah merasa bahwa sabda Rasulullah saw. itu diperuntukkan kepadanya. Sehingga Abu Said pulang diam-diam dan mengurungkan niatnya untuk meminta bantuan keuangan kepada Rasulullah saw. Sepertinya beliau secara tidak langsung ‘memberikan’ pilihan kepada dirinya untuk memilih duniawi, seperti keinginannya semula, atau pilihan akhirat, di mana ia harus bersabar dan menyucikan jiwanya. Dan Abu Sa’id sepertinya lebih condong untuk memilih kehidupan akhirat seperti dicontohkan Nabi saw. dan umumnya para sahabat lainnya. []