AMAR maruf nahi munkar merupakan sesuatu yang sangat dianjurkan dalam Islam. Kita bisa melihat, sepanjang sejarah Islam, ada banyak sekali kisah amar maruf nahi munkar ini.
MENGHADANG kemungkaran sosial, lima kisah amar ma’ruf nahi munkar.
Usamah Ibnu Zaid RA mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Seseorang akan dipanggil pada hari kiamat, lalu orang itu dilempar ke neraka. Maka usus-usus perutnya akan keluar dengan cepat. Orang itu akan berjalan berputar-putar dengan usus yang berceceran keluar, sebagaimana seekor keledai yang mengitari tanah lapangan. Para penghuni neraka lainnya berkumpul. Mereka berkata, ‘Hai Fulan, bukankah kamu orang yang suka melakukan amar ma’ruf nahi munkar?’ ia menjawab, ‘Benar. Saya memerintahkan kebaikan, namun saya sendiri tidak melakukannya dan saya melarang kemungkaran, namun saya sendiri melakukannya.’ HR Bukhari.
Kisah Amar Maruf Nahi Munkar, Kisah: Ikrimah
Ikrimah menceritakan bahwa ada seorang laki-laki melewati sebuah pohon yang sedang di sembah sembah. Maka ia marah besar. Ia berkata, “Pohon ini tidak layak disembah selain Allah SWT.”
Kemudian ia mengambil kapak dan menunggangi keledai nya. Ia melarikan keledainya menuju pohon tersebut dengan tujuan untuk segera memotong pohon itu.
Di tengah jalan, ia dicegah oleh iblis yang menjelma manusia. Iblis bertanya kepada orang itu, “Kamu mau ke mana?”
Orang itu menjawab, “Saya melihat sebuah pohon yang di sembah sembah maka saya berniat karena Allah SWT untuk mengendarai keledai, mengambil kapak dan berlari menuju pohon itu agar dapat segera memotongnya.” Lalu iblis berkata kepadanya, “Kembalilah ke rumah, saya akan memberimu uang empat dirham setiap hari. Kamu tinggal mengangkat kasur mau setiap pagi maka kamu akan mendapatkan uang itu.”
Orang itu bertanya, “Benarkah kamu bisa melakukan hal itu?” Iblis menjawab, “Ya, saya akan melakukan itu untukmu.” Akhirnya orang itu pulang ke rumahnya. Selama dua hari atau tiga hari atau berhari-hari lamanya ia dapat menikmati santunan dari iblis. Kemudian pada suatu pagi saat ia mengangkat kasurnya ternyata ia tidak menemukan uang dirham. Ia pun tidak menemukan apa-apa. pada hari berikutnya, iya tidak lagi mendapatkan uang dirham di bawah kasurnya.
BACA JUGA: Ulama dan Politik
Maka setelah berpikir sejenak setelah tidak mendapatkan uang dirhamnya, ia segera mengambil kapak, menaiki keledainya, dan melaju menuju pohon yang sedang di sembah sembah itu. Iblis pun kembali menghadangnya ditengah jalan dalam sosok manusia iblis bertanya, “Mau ke mana kamu?” Orang itu menjawab, “Saya akan memotong pohon yang di sembah sembah.”
Iblis berkata kepada orang itu, “Kamu tidak akan sanggup memotongnya. Tidakkah kamu tahu, kepergianmu yang pertama karena kamu benar-benar murka karena Allah SWT. Seandainya penduduk langit dan bumi berkumpul maka mereka tidak akan sanggup menghalang-halangimu. Tetapi sekarang lain kepergianmu didasarkan karena tuntunan nafsumu, karena kamu tidak lagi menemukan uang dirham. Seandainya kamu berani maju selangkah pun maka saya akan menebas lehermu.”
Akhirnya orang itu kembali ke rumahnya dan meninggalkan pohon itu tetap tegak berdiri.
Kisah Amar Maruf Nahi Munkar, Kisah: Abu Al-Laits
Abu Al-Laits berkata, “Ketahuilah wahai saudaraku, bagi orang yang beramar ma’ruf hendaknya ia memurnikan niatnya hanya karena mengharapkan ridho Allah SWT. Dan meninggikan agama Islam. Jangan karena dorongan hawa nafsunya. Karena jika Amar ma’ruf diniatkan untuk mengharapkan Ridha Allah SWT dan meninggikan agama Islam, Allah SWT akan menolong dan membimbingnya. Namun jika niatnya karena dorongan hawa nafsu, Allah SWT akan membinasakannya. Bagi orang yang beramal ma’ruf hendaknya ia memerintahkan kebaikan dengan cara sembunyi-sembunyi, agar pesan dan nasehatnya dapat diterima dengan baik.”
BACA JUGA: Akibat Meninggalkan Amar Makruf Nahi Mungkar
Kisah Amar Maruf Nahi Munkar, Kisah: Abu Al-Darda
Abu Al-Darda berkata, “Siapa yang menasehati saudaranya di halayak ramai, Dia telah mempermalukannya. Dan barangsiapa yang menasehati saudaranya dikala sepi, maka ia telah menghiasinya.”
Menghadang Kemungkaran Sosial, Kisah: Umar Ibnu Abdul Aziz
Umar Ibnu Abdul Aziz berkata, “Sesungguhnya Allah SWT tidak akan menyiksa masyarakat luas disebabkan amalan buruk segelintir orang. Hanya saja jika kemaksiatan telah merajalela dan mereka tidak berusaha mencegah maka semua penduduk kota itu berhak mendapatkan siksa.”
Kisah Amar Maruf Nahi Munkar, Kisah: Suatu Riwayat
Dalam satu riwayat disebutkan: Allah SWT mewahyukan kepada Yusra Ibnu Nun bahwa sesungguhnya aku akan menghancurkan sebagian kaum mu sebanyak 40.000 orang orang baik dan 60.000 orang jahat. Lalu Yusra Ibnu Nun berkata, “Wahai Tuhanku, Saya tidak keberatan jika engkau menyiksa orang-orang jahat. Tetapi bagaimana dengan orang-orang baik?” Allah SWT menjawab, “Sesungguhnya mereka tidak merasa takut dengan kemarahanKu. Sebaliknya mereka ikut makan dan minum bersama orang-orang jahat.”
Allah SWT mencela orang-orang yang meninggalkan Amar ma’ruf dan nahi munkar. Allah SWT berfirman, “Mereka tidak saling mencegah tindakan munkar yang mereka perbuat, sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat itu.” (QS: Al-Maidah: 79) []
Sumber: Buku: Nasihat Langit untuk Maslahat di Bumi, Oleh: Syekh Abdul Hamid Al-Anquri (Ulama Abad ke-8)