ORANG tua bertanggung jawab terhadap pendidikan anak. Tapi, bagaiman jika orang tua tidak bisa memberikan teladan yang baik? Bolehkah seorang anak melakukan protes?
Kisah berikut ini bisa menjadi gambaran hal tersebut:
Ada seorang anak kecil yang umurnya blm mencpai 10 tahun. Dia selalu menjalankan shalat berjamaah di masjid, dan selalu berusaha menempati shaf terdepan.
Anak itu biasa mengeraskan suara saat shalat, terutama saat imam selesai membaca al-fatihah. Ketika jama’ah membaca ‘aamiin’, si anak pun turut melafalkannya bahkan dengan suara yang keras.
Sang imam pun bermaksud untuk menasihati anak ini agar merubah kebiasaannya. Akan tetapi setiap kali selesai shalat dan berdzikir anak itu telah pergi sehingga sang imam tidak punya kesempatan bicara padanya.
Suatu kali, setelah selesai shalat Imam tidak mau melewatkan lagi kesempatan bicara dengan anak itu. Ia langsung memegang tangan anak itu sebelum si anak pergi.
Imam lalu bertanya, “Nak, mengapa kamu sering berteriak keras sewaktu shalat?”
Anak itu pun menjawab, “Rumah saya dekat dengan masjid, tapi ayah tidak pernah ke masjid sama sekali. Saya mengeraskan suara agar ayah mendengar suaraku melalui loudspeaker masjid. Dengan begitu ayah tahu bahwa saya shalat di masjid. Saya berharap ayah segera menyusul ke masjid setelah mendengar suara saya.”
Betapa merinding sang Imam mendengar cerita itu. Maka, sang Imam dan jama’ah masjid itu bersepakat untuk mengunjungi ayah dari anak tersebut.
Mereka menceritakan apa yang dilakukan anak tadi sekaligus memberikan ayahnya nasehat. Sang ayah pun akhirnya mau dan kini tertib menjalankan shalat jamaah di masjid.[]
sumber: Majalah Qiblati, ditulis ulang dengan perubahan.