DIALAH Amr Ibnul Jamuh, salah satu sahabat Nabi yang memiliki peran cukup penting dalam masanya.
Tertulis dalam kisahnya, seorang bangsawan di Madinah yang memiliki kebiasaan memuja berhala-berhala besar. Berhala itu disebutnya Manaf. Mu’adz bin Amr putera dari bangsawan itu telah masuk Islam terlebih dulu. Karena ia mengetahui kebiasaan ayahnya yang memuja berhala, maka ia putuskan untuk memperlakukan Manaf itu seperti mainan dan sebuah penghinaaan.
BACA JUGA: Berhala Pertama yang Diletakkan di Dalam Kabah
Hingga setiap malam, Mu’adz bersama temannya menyelinap ke dalam rumah untuk mengambil berhala itu dan membuangnya ke dalam lubang tempat buang hajat.
Hingga esok pagi saat ayahnya mengetahui hal itu dan sangat marah. Lalu diambillah berhala itu, dicuci dan diberi wangi-wangian. Semua itu terjadi sampai pada malam-malam berikutnya, hingga Mu’adz merasa bosan.
Lalu ia merencanakan hal lain yang akan membuat ayah bangsawannya itu murka. Dikatakanlah Mua’adz pada berhala itu, “Jika kamu betul-betul dapat memberikan kebaikan, berusahalah untuk mempertahankan dirimu.”
Keesokannya, ayahnya itu menemukan Manaf di lubang tempat buang hajat tidak sendirian. Manaf itu terikat bersama bangkai anjing. Saat ayahnya hanyut dalam kemurkaan, datanglah beberapa orang bangsawan Madinah yang telah masuk Islam. Berbincanglah seputar Tuhan yang sesungguhnya dan dikenalkanlah pada agama Islam yang datang untuk membebaskan manusia dari segala belenggu dan menghidupkan hati mereka dengan cahayanya.
BACA JUGA: Isyarat Rasulullah Membuat Berhala Roboh dan Terjungkal
Hingga akhirnya, pemilik berhala itu menemukan kebenaran dan harapannya. Beranjaklah ia pergi menyucikan dirinya lalu dengan jiwa bersinar ia pergi untuk bai’at kepada Nabi terakhir, dan menempati kedudukannya di barisan orang-orang beriman.
Kedermawanannya merajalela. Setelah ia menyerahkan diri dan hidupnya kepada Allah Rabbul-Alamin, dan kemudian menyerahkan seluruh kekayaannya untuk agama dan kawan-kawan seperjuangannya. []
Sumber: Karakteristik Perihidup Enam Puluh Sahabat Rasulullah/Pengarang: Khalid Muhammad Khalid/Penerbit: Diponegoro. Edisi/ Cet ke, : Cet 20. Tahun Terbit: 2006
Redaktur: Dini Koswarini