IDRIS, seorang ayah asal India rela melakukan apa saja demi membiayai pendidikan anak dan bisa melihat masa depan anak-anaknya lebih cerah darinya.
“Saya tidak pernah memberitahu anak-anak saya apa pekerjaan saya sebenarnya. Saya tidak ingin mereka merasa malu karena saya,” ungkap Idris dalam sebuah postingan viral di media sosial Facebook.
Agar anaknya tidak malu, Idris sampai merahasiakan pekerjaannya dan fokus mengumpulkan uang demi membiayai pendidikan mereka. Kisah ini membuat banyak netizen tersentuh.
BACA JUGA:Â 2 Pesan Ayah pada 2 Orang Anaknya
Diunggah oleh fotografer jurnalis GMB Akash sekitar tahun 2017 lalu, kisah pria ini telah dibagikan lebih dari 156 ribu kali di Facebook dalam waktu tiga bulan.
Dalam postingan tersebut, Idris, berbicara tentang kesulitannya menyembunyikan pekerjaan dari anak-anaknya. Ia berkata pada anaknya bahwa ia adalah seorang buruh. Namun, ia sebenarnya adalah tukang bersih-bersih.
Sebelum pulang ke rumah, Idris terlebih dulu mandi di toilet umum. Dengan begitu, tubuhnya tidak terlalu kotor dan bau sehingga anaknya tidak curiga apapun. Ia mengumpulkan uang hasil kerja kasarnya itu demi membiayai pendidikan sang anak.
“Saya ingin mereka berdiri dengan hormat di depan orang-orang. Saya tidak pernah mau orang lain memandang rendah anak saya seperti mereka memandang rendah pada saya. Orang-orang selalu mempermalukan saya,” ungkap Idris.
Namun, suatu hari, rahasia Idris terbongkar.
Hari itu adalah hari terakhir pembayaran biaya kuliah anaknya. Namun, ia tak punya cukup uang. Sang anak terancam tak bisa kuliah. Beruntung, bantuan dari teman-teman sesama petugas kebersihan datang memberikan upah mereka hari itu. Tentu saja pada awalnya Idris menolak.
Tetapi teman-temannya berkata, “Tidak apa-apa kami kelaparan hari ini, tapi anakmu harus melanjutkan kuliahnya.”
BACA JUGA:Â Tahukah Kamu? Seorang Lelaki, Seorang Ayah
Idris pun menerima uang dari teman-temannya. Saat itu, ia pulang ke rumah tanpa mampir ke tempat pemandiam umum. Ia ingin pulang sebagai petugas kebersihan dan membiarkan anaknya melihat.
Menakjubkan, semua hasil kerja kerasnya terbayarkan.
Anaknya akan segera menyelesaikan kuliahnya. Bahkan anak-anaknya juga bekerja paruh waktu demi membantu perekonomian keluarga.
Idris kemudian mengakhiri ceritanya dengan berkata, “Sekarang saya tak pernah merasa sebagai pria miskin lagi. Siapapun yang memiliki anak-anak seperti itu, bagaimana bisa ia merasa miskin?” []
SUMBER: INTISARI