HARI tidak akan selamanya malam. Akan ada siang yang terang benderang menggantikan malam yang gelap gulita. Siang dan malam akan terus berganti, begitu seterusnya. Begitu pun dengan kehidupan manusia. Adakalanya seseorang yang tadinya gemar berbuat kejahatan, lalu berubah menjadi pribadi yang shalih. Seperti yang dialami Asep Djuheri (46) alias Heri Coet.
Lahir dari keluarga broken home, dan miliki tanggung jawab atas adik-adiknya membuat Heri Coet, mengharuskan dirinya terjun ke dunia kriminal. Bagi pelaku kejahatan khususnya di Kota Bandung, nama Heri Coet, sudah melegenda. Dirinya tercatat delapan kali bolak-balik masuk penjara.
“Saya ini residivis curanmor (pencurian motor),” kata Heri, saat ditemui di Bandung, Selasa (15/10/2019).
BACA JUGA: Unik, Begini Polres Kebumen Perlakukan Pelaku Kejahatan agar Cepat Tobat
Mengawali aksinya pertama kalinya sekira tahun 1993 seingat dia, menjadi titik dirinya berangkat ke dunia kejahatan. Dituntut untuk penuhi kebutuhan ia dan adik-adiknya menjadi alasan kuat melakukan pencurian motor.
Beberapa kali merasakan timah panas petugas kepolisian, tidak mengendurkan dirinya dalam melakukan tindakan kejahatan. Bahkan dirinya sempat masuk daftar orang paling dicari di kepolisian khususnya di Bandung. Tak hanya residivis pencuri motor, namanya juga terkenal di dunia narkoba.
“Saya dulu bahkan pernah dikarungin (dimasukan ke dalam karung) sama anggota polisi, kayak mau dieksekusi mati. Saya enggak ngaku waktu itu, waktu mencuri. Tapi waktu itu saya bisa kabur sampai dua bulan, jadi target operasi gitu, dan akhirnya saya ke tangkep lagi,” tuturnya.
Pada awal 2000 saat berada dalam jeruji besi, dirinya merasa jenuh. Sambil mengingat adik-adiknya yang sudah beranjak dewasa, ia merasa malu dan harus mengakhiri perhelatannya di dunia kejahatan.
Dalam gumamnya, Heri berjanji untuk berubah lebih baik selepasnya dirinya dari balik jeruji besi. Bukan hanya sekedar ucapan, dirinya pun membuktikan hal tersebut.
Bermodal dengkul, bercandanya, ia mencoba membuka usaha dengan merekrut mantan-mantan eks narapidana temannya sewaktu menjalani hukuman, untuk membukan sebuah cafe, yang bernama “Pascorner.”
Lokasinya dekat Lapas Banceuy di Jalan Soekarno Hatta, Kota Bandung, tempat dirinya pernah di tahan.
“Itu semuanya yang kerjanya eks napi,” jelasnya.
Dengan ketekunan dan niat yang gigih serta irkar kepada dirinya sendiri, membuat usahanya itu menjadi berkembang dan berhasil menghapus stigma buruk terhadap para narapidana.
BACA JUGA: Punk Muslim Bertobat, Hapus Tato dengan Baca Ar-rahman
Ia bahkan telah membuat distro dengan brand “X Residivis,” dimana itu hasil pencapaiannya dari resto yang di buat olehnya. Selain itu Heri juga telah miliki sebuah yayasan yang menampung sejumlah eks napi, untuk dikaryakan dan diberdayakan.
“Saya sudah janji, kalau saya bisa sukses hijrah dari dunia gelap, pengen ngerangkul para napi karena mereka dijauhin sama temen sama keluarga. Dan hasilnya alhamdulillah saat ini,” kata Heri. []
SUMBER: OKEZONE