IMAM Bukhari merupakan ulama muslim yang dikenal sebagai ahli hadis. Kitab hadis yang ditulisnya yakni Shahih Bukhari menjadi kitab hadis yang jadi rujukan utama di samping kitab Shahih Muslim.
Imam Bukhari yang memiliki nama lengkap Imam Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin al-Mughira itu lahir pada 25 Mei atau 13 Syawal. Bukhari lahir pada tahun 194 Hijriah di Bukhara. Dia tumbuh sebagai anak yatim sehingga dibesarkan oleh ibunya. Ayah Bukhari wafat pada saat dirinya masih kecil.
BACA JUGA:Â Imam Bukhari Shalat 2 Rakaat ketika Menulis Satu Hadits
Imam Bukhari merupakah tokoh muslim yang terkenal dari abad ke-13. Kakeknya, al-Mughira, adalah seorang Majus, dan masuk Islam di tangan Al-Yaman Al-Jaafi, gubernur Bukhara, seperti ayahnya, Ismail bin Ibrahim.
Sewaktu kecil, Imam Bukhari bersama kawan-kawan sebayanya belajar membaca, menulis, mempelajari Alquran dan hadis. Bahkan saking giatnya belajar, Imam Bukhari di masa kecilnya sempat mengalami kebutaan. Dia mengalami rasa sakit yang teramat di kedua matanya, hingga akhirnya mengalami kebutaan.
Sampai suatu ketika Allah SWT mengembalikan penglihatan Imam Bukhari karena usaha yang dilakukan oleh sang ibunda. Imam Bukhari pun sembuh total dari kebutaannya. Setelah kesembuhan itu, ibunda Imam Bukhari saat tidur sempat bermimpi melihat Nabi Ibrahim.
Dalam mimpinya Nabi Ibrahim berkata, “Wahai perempuan, sungguh Allah SWT telah mengembalikan penglihatan putramu, karena banyaknya tangisanmu, atau banyaknya doa yang kamu panjatkan.”
BACA JUGA:Â Imam Bukhari, Hadits dan Sang Ibunda
Selain itu, ada pula kisah di balik penciptaan karya fenomenal Shahih Bukhari. Sebelum ada Shahih Bukhari, memang ada banyak kitab hadits tetapi bercampur antara yang shahih, dhaif, maudhu dan lainnya. Ini terjadi karena kekuatan pikiran orang-orang pada saat itu dan kapasitas ingatan mereka.
Karena itu, guru Bukhari, Ishak bin Rawaihah, menyarankan agar Bukhari menulis sebuah kitab yang khusus berisi kumpulan hadits-hadits shahih secara ringkas namun padat.
“Ini menggugah hati saya sehingga saya mulai menyusun hadits-hadits shahih,” katanya.
Bukhari, sebelum menyusun kitab Shahih-nya, juga sempat memimpikan Nabi Muhammad SAW. Dalam mimpi, Bukhari bertemu Rasulullah SAW, seolah-olah berdiri di antara kedua tangan Rasulullah SAW, dengan kipas berada di tangan Bukhari.
BACA JUGA:Â Guru Imam Bukhari dan Muslim adalah Murid Imam Syafi’i
Setelah itu, Bukhari mengadu ke seorang ahli. Ahli ini menyampaikan, mimpi tersebut menandakan bahwa Bukhari akan menjadi pelindung Nabi SAW dari dusta. Dari sinilah, Bukhari semakin tergerak menulis kitab yang memuat hadits-hadits shahih, yang menjadi rujukan sampai detik ini.
“Aku melihat Nabi Shalallahu alaihi wa salam seolah-olah aku sedang berdiri di antara tangannya dan dengan tanganku kipas yang bersandar padanya. Dia meyakinkanmu untuk melakukan hal yang  benar. ”
Selain Kitab Shahih, Bukhari juga memiliki karya lainnya, seperti kitab ‘al-Adab al-Mufrod’, ‘Kitab al-Hibbah’, dan al-Musnad al-Kabir’. Bahkan Bukhari juga menulis kitab tentang sejarah besar, sejarah menengah, dan sejarah kecil.
Bukhari wafat di Samarkand pada malam Idul Fitri pada hari Sabtu pertama Syawal tahun 256 H. Saat itu usianya hampir 62 tahun. Makam dan museum Imam Bukhari dikenal hingga sekarang di Samarkand. []
SUMBER: MASRAWY