Oleh: Fadh Ahmad Arifan, Peminat Sejarah Kebudayaan Islam Tinggal di Malang
DULU ketika di MAN 3 Malang, saya kira Universitas al-azhar di Kairo Mesir, University of Bologna di Italia dan Oxford di Inggris adalah kampus tertua di dunia. Tapi setelah mendalami Sejarah islam dan Ilmu pendidikan islam, anggapan seperti itu tidaklah benar.
Ada namanya Universitas Al-Qarawiyyin di Maroko dan Universitas Sankore di Timbuktu.
Yang menjadi fokus kajian pada artikel ini yaitu Al-Qarawiyyin yang didirikan di kota Fez-Maroko. Kampus yang dirintis dari halaqoh di Masjid al-Qarawiyyin ini didirikan oleh kerajaan Murabithun.
BACA JUGA: Mengenal Al Jahiz, Ilmuwan Muslim Ahli Zoologi (Ilmu Hewan)
Pendirinya bernama Fatimah al-fihri pada 859 M. Atas dasar fakta sejarah inilah, ketika tahun 1998, Guinness Book of World Records menetapkan Universitas Al-Qarawiyyin sebagai kampus/perguruan tinggi tertua dan pertama di dunia yang memberikan gelar akademis.
Sekedar informasi, Eropa saja baru mengenal sistem Universitas/perguruan tinggi saat berdirinya University of Bologna di Italia pada abad ke-11 M. Kemudian diikuti oleh berdirinya University of Paris di Prancis dan Oxford University di Inggris pada abad ke-12 M.
Apa saja ilmu-ilmu yang dipelajari di Al-Qarawiyyin?
Para mahasiswa yang kuliah di Universitas al-Qarawiyyin diajari ilmu tafsir, fiqih, bahasa Arab, kedokteran, matematika, filsafat, musik, sejarah, kimia, astronomi dan retorika. Banyak anak bangsa yang berkuliah di sini. Jumlah mahasiswanya ketika abad 14 M mencapai 8000 orang.
Usia sebagian besar mahasiswa di Al-Qarawiyyin berkisar antara 13 dan 30 tahun, dan menempuh kuliah tingkat diploma dan sarjana (bachelor). Universitas Al-Qarawiyyin punya alumni-alumni yang menjadi tokoh/pemikir besar di dunia. Diantaranya: Ibnu Khaldun (pakar Sejarah dan Sosiologi), Ibnu Rusyd (w. 1198 M), Abu Bakar bin al-‘Arabi (pengarang kitab Ahkamul Quran), dan Joannes Leo Africanus (Sejahrawan muslim).
BACA JUGA: Fakta Masjid Agung Sultan Qaboos, Karpetnya Ditenun 600 Perempuan Selama 4 Tahun
Menariknya, terdapat non Muslim yang kuliah di al-Qarawiyyin. Harap diingat, MEREKA TIDAK BELAJAR ILMU AGAMA, tetapi ilmu Matematika, Filsafat, Kimia, Sejarah dan Sastra. Tercatat nama-nama seperti Rabbi yahudi Moses Maimonides. Sewaktu di Al-Qarawiyyin dia belajar hukum dan filsafat.
Di Fes Maroko inilah Moses kabarnya menyusun tafsirannya yang terkenal tentang Mishnah. Ada juga Paus Sylvester II mempelajari matematika di Al-Qarawiyyin.
Dialah sosok yang berjasa memperkenalkan penggunaan angka nol dan angka Arab ke Eropa. Kemudian pada tahun 1540 M, ilmuwan Belgia, Nichola Louvain sempat mendalami bahasa Arab di Universitas Al-Qarawiyyin.
BACA JUGA: Ketika Orientalis dan Sejarawan Nasrani Akui Kehebatan Ilmu Sanad
Al-Qarawiyyin masih terus eksis. Di tahun 1922 jumlah mahasiswanya 300 orang. Kemudian tahun 1963 bertransformasi menjadi Universitas modern. Kampus ini dibawah supervisi Kementerian pendidikan.
Selanjutnya di era 1970-an didirikan 4 Fakultas: Hukum Islam di Fes, ilmu bahasa Arab di Marakes, Teologi di Tetotuan, ditambah satu lagi di dekat Agadir pada tahun 1979.
Al-Qarawiyyin merupakan contoh nyata bahwa ada relasi kuat antara Masjid dan iklim akademis. Dari masjidlah peradaban Islam mulai berkembang pesat.
Harusnya masjid-masjid di Indonesia difungsikan seperti Al-Qarawiyyin di Maroko dan Al-Azhar di Mesir. Tidak sekadar untuk tempat melangsungkan akad nikah, beri’tikaf, sholat Jum’at, maulidan dan tabligh akbar. Wallahu’allam. []
Sumber :
Lihat http://www.guinnessworldrecords.com/world-records/oldest-university
“Important sites: University of Al-Qarawiyyin” dalam http://insideislam.wisc.edu/ (27 Februari 2012)
Muannif ridwan, Maroko: Negeri eksotis di Ujung Barat Dunia islam, (Jentera pustaka, 2014), hal 163-164
“Al-Qarawiyyin Mosque and University” dalam http://muslimheritage.com
http://www.fez-guide.com/Listing/the-karaouine-mosque/