KAUM Jabarun, atau kadang disebut Jabbarin, merupakan salah satu kelompok yang sering dikisahkan dalam tradisi Islam sebagai raksasa yang hidup pada zaman Nabi Musa. Mereka dikenal dengan ukuran tubuh yang luar biasa besar, bahkan dikatakan mencapai tinggi 22 meter.
Cerita tentang kaum ini menambah dimensi keajaiban dalam narasi perjalanan spiritual dan fisik Bani Israel yang dipimpin oleh Nabi Musa setelah pembebasan mereka dari perbudakan di Mesir.
Kaum Jabarun dalam Sejarah
Kaum Jabarun sering disebut dalam konteks kaum yang memiliki ukuran tubuh sangat besar, jauh lebih besar dibandingkan manusia pada umumnya.
Dalam beberapa sumber, mereka dikatakan memiliki tinggi hingga 22 meter. Kisah ini menggambarkan mereka sebagai kaum yang kuat dan tangguh, tetapi juga sombong dan durhaka kepada Allah.
BACA JUGA: Kisah Nabi Musa Sakit Gigi
Pertemuan dengan Nabi Musa ‘Alaihissalam
Cerita tentang kaum Jabarun muncul dalam konteks perjalanan Bani Israil setelah keluar dari Mesir, dipimpin oleh Nabi Musa ‘Alaihissalam. Setelah mengalami berbagai ujian dan mukjizat, termasuk penyeberangan Laut Merah, Bani Israil menghadapi tantangan baru saat mereka diperintahkan untuk memasuki tanah yang dijanjikan, yang ditempati oleh kaum raksasa.
Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:
يَـٰقَوْمِ ٱدْخُلُوا۟ ٱلْأَرْضَ ٱلْمُقَدَّسَةَ ٱلَّتِى كَتَبَ ٱللَّهُ لَكُمْ وَلَا تَرْتَدُّوا۟ عَلَىٰٓ أَدْبَارِكُمْ فَتَنقَلِبُوا۟ خَـٰسِرِينَ ٢١
“Wahai kaumku, masuklah ke tanah suci yang telah ditentukan Allah bagimu, dan janganlah kamu berbalik ke belakang (karena takut kepada musuh), nanti kamu menjadi orang-orang yang merugi.” (QS. Al-Maidah: 21)
Namun, Bani Israil merasa takut dan ragu untuk menghadapi kaum Jabarun. Mereka berkata:
قَالُوا۟ يَـٰمُوسَىٰٓ إِنَّ فِيهَا قَوْمًۭا جَبَّارِينَ وَإِنَّا لَن نَّدْخُلَهَا حَتَّىٰ يَخْرُجُوا۟ مِنْهَا فَإِن يَخْرُجُوا۟ مِنْهَا فَإِنَّا دَٰخِلُونَ ٢٢
“Hai Musa, sesungguhnya di dalam negeri itu ada orang-orang yang gagah perkasa; sesungguhnya kami tidak akan memasukinya sebelum mereka keluar dari negeri itu. Jika mereka keluar darinya, pasti kami akan memasukinya.” (QS. Al-Maidah: 22)
Keberanian Nabi Musa dan Orang Beriman
Di tengah ketakutan dan keraguan kaumnya, ada dua orang yang beriman dan takut kepada Allah yang mencoba meyakinkan Bani Israil untuk percaya kepada janji Allah dan maju melawan kaum raksasa. Mereka berkata:
قَالَ رَجُلَانِ مِنَ ٱلَّذِينَ يَخَافُونَ أَنْعَمَ ٱللَّهُ عَلَيْهِمَا ٱدْخُلُوا۟ عَلَيْهِمُ ٱلْبَابَ فَإِذَا دَخَلْتُمُوهُ فَإِنَّكُمْ غَـٰلِبُونَ ۚ وَعَلَى ٱللَّهِ فَتَوَكَّلُوٓا۟ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ ٢٣
“Dua orang di antara orang-orang yang takut (kepada Allah) yang Allah telah memberi nikmat atas keduanya berkata: ‘Serbulah mereka dengan melalui pintu gerbang (kota) itu, maka bila kamu memasukinya niscaya kamu akan menang. Dan hanya kepada Allah hendaknya kamu bertawakkal, jika kamu benar-benar orang yang beriman.” (QS. Al-Maidah: 23)
Namun, Bani Israil tetap keras kepala dan menolak untuk maju. Akibatnya, mereka dihukum oleh Allah dengan hukuman pengembaraan di padang pasir selama 40 tahun sebelum akhirnya bisa memasuki tanah yang dijanjikan.
Pelajaran dari Kisah Kaum Jabarun
1. Keberanian dan Keimanan: Kisah ini mengajarkan pentingnya keberanian dan keimanan dalam menghadapi tantangan. Nabi Musa dan dua orang beriman menunjukkan keberanian yang lahir dari keimanan yang kuat kepada Allah. Mereka percaya bahwa dengan pertolongan Allah, tidak ada yang tidak mungkin.
2. Ketidaktaatan dan Akibatnya: Ketidaktaatan Bani Israil terhadap perintah Allah dan keraguan mereka membawa akibat yang berat, yaitu pengembaraan di padang pasir selama 40 tahun. Ini mengajarkan bahwa ketidaktaatan kepada Allah akan membawa kesulitan dan penderitaan.
3. Kekuasaan Allah: Kisah kaum Jabarun juga menunjukkan kekuasaan Allah atas segala makhluk. Meskipun kaum Jabarun dikenal sebagai kaum yang sangat kuat dan besar, mereka tetap tidak bisa menandingi kekuasaan Allah. Allah dapat mengalahkan kekuatan apapun dengan mudah.
4. Pentingnya Tawakal: Menghadapi situasi yang menakutkan, tawakal kepada Allah adalah kunci. Percaya bahwa Allah akan membantu dan melindungi jika kita mengikuti perintah-Nya adalah pelajaran penting dari kisah ini.
Interpretasi dan Tafsir
Walaupun Al-Qur’an tidak secara eksplisit menyebutkan tinggi atau ukuran penduduk Kanaan, tradisi lisan dan beberapa tafsir menggambarkan mereka sebagai raksasa atau manusia dengan ukuran yang sangat besar. Tafsir ini berkembang dari keinginan untuk menjelaskan rasa takut dan ketidakmampuan Bani Israel untuk menghadapi penduduk Kanaan, serta menekankan keajaiban dan mukjizat dalam perjalanan spiritual mereka.
Dalam beberapa tafsir dan cerita lisan, kaum Jabarun digambarkan sebagai makhluk yang tidak hanya besar secara fisik tetapi juga kuat dan menakutkan. Penggambaran ini menambahkan unsur dramatis dalam narasi dan menunjukkan tantangan besar yang dihadapi oleh Nabi Musa dan kaumnya.
Pelajaran dari Kisah Kaum Jabarun
Kisah kaum Jabarun menyampaikan beberapa pelajaran penting bagi umat manusia, khususnya tentang iman dan keteguhan hati. Bani Israel diuji dalam keyakinan mereka kepada Allah dan keberanian mereka untuk menghadapi musuh yang tampaknya tidak terkalahkan. Nabi Musa, sebagai pemimpin, harus menguatkan dan membimbing kaumnya untuk percaya pada kekuatan ilahi dan mukjizat.
BACA JUGA: Ketika Allah Berbicara dengan Nabi Musa
Cerita ini juga menggarisbawahi konsep tawakkal, yaitu kepercayaan dan ketergantungan penuh kepada Allah dalam menghadapi tantangan besar. Dua orang yang disebutkan dalam ayat Al-Qur’an berusaha menguatkan semangat kaumnya dengan mengingatkan mereka bahwa dengan memasuki kota dan menghadapi musuh melalui pintu gerbang, mereka akan meraih kemenangan jika mereka benar-benar beriman dan bertawakkal kepada Allah.
Kisah kaum Jabarun memberikan gambaran tentang kekuatan dan mukjizat dalam sejarah Bani Israel. Meskipun dalam tafsir dan tradisi lisan mereka digambarkan sebagai raksasa dengan ukuran yang luar biasa, pesan utama dari cerita ini adalah tentang iman, keberanian, dan ketergantungan pada kekuatan ilahi dalam menghadapi rintangan yang tampaknya tidak dapat diatasi.
Dengan memahami cerita ini, kita diingatkan bahwa keajaiban dan pertolongan Allah selalu menyertai mereka yang benar-benar percaya dan berani menghadapi tantangan dengan hati yang teguh. []
REDAKTUR: SITI NUR FAUZIYYAH | SUMBER: QURAN.COM