DIKISAHKAN oleh Abu AI-Aliyah tentang keimanan seorang hamba sahaya yang bernama Siti Masyithah dan keluarganya.
Pada suatu hari, ketika Masyithah sedang menyisir rambut putri Fir’aun, tiba-tiba sisirnya jatuh, “Bismillahi, binasalah bagi orang kufur kepada Allah,” ucap Masyithah. Spontan kalimat tersebut keluar dari mulutnya. Tentu saja putri Fir’aun terkejut. “Apakah kau mempunyai Tuhan selain ayahku?” tanya putri Fir’aun.
BACA JUGA: Hubungan Haman dan Bangunan Mesir Kuno di Zaman Firaun
“Benar. Tuhanku, Tuhanmu, dan Tuhan segala sesuatu adalah Allah,” jawab Masyithah dengan semangat.
Putri Fir’aun bicara lagi, “Apakah kau tidak takut kepada ayahku dan tidak takut mendapat hukuman darinya?”
Masyithah menjawab dengan tenang, “Lakukanlah apa yang kau inginkan,”
Lalu putri Fir’aun melaporkan kepada ayahnya bahwa Masyithah tidak mengakui ayahnya sebagai tuhan. Ketika itu juga Fir’aun menjatuhkan hukuman mati kepada Masyithah dan keluarganya. Sebelum menjatuhkan hukuman mati, Fir’aun bertanya kepada Siti Masyithah apakah ia mau mengakui Fir’aun sebagai Tuhan.
Namun, keimanan Masyithah kepada Allah begitu kuat. Masyithah tetap pada pendiriannya. Fir’aun akhirnya mengancam akan membunuh keluarganya.
BACA JUGA: Ilmuwan Besar Perancis Masuk Islam Usai Bedah Mumi Firaun
Tetap saja Siti Masyithah tegar dengan pendiriannya. Akhirnya, suami dan anak-anak Siti Masyithah dimasukkan ke dalam kuali besar berisi minyak yang sangat panas. Setelah itu, barulah Siti Masyithah yang terakhir dimasukkan ke dalam kuali besar tersebut.
Di pintu surga, ternyata Masyithah telah disambut oleh anak-anak dan suaminya. Sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu Abbas RA, Rasulullah bersabda, “Ketika aku melakukan Isra Mi’raj aku telah mencium bau yang sangat harum, lalu aku bertanya, `Bau apakah ini?’
Jibril menjawab, ‘Bau harum tukang sisir anak Fir’aun bersama anak-anak dan suaminya.” []
Sumber: 65 Cerita Teladan/ Penulis: Sakha Aqila Mustofa/ Penerbit: PT. Wahyu Media/ 2008