BAYI dilahirkan ke dunia dengan kondisi yang belum bisa bicara. Namun dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa ada beberapa bayi di dunia ini yang bisa bicara, salah satunya adalah Nabi Isa as yang lahir dari seorang wanita suci, Maryam.
Selain Nabi Isa as, ada seorang bayi yang bisa berbicara lainnya yang lahir di kalangan Bani Israil. Bayi ini bicara untuk membuktikan bahwa ayahnya bukan lelaki shalih yang difitnah seorang wanita pezina, melainkan seorang penggembala.
Suatu hari terdapat seorang laki-laki bernama Juraij sedang shalat di tempat peribadatan yang dibangunnya semacam musholla. Di tengah menjalankan ibadah shalat, ibu kandungnya datang menemuinya dan memanggil-manggil namanya. “Juraij….Juraij….”
BACA JUGA: Jangan Pernah Remehkan Amal Shalih, Sekecil Apapun Itu
Mendengar panggilan sang ibu, Juraij pun bimbang dalam shalatnya, aku jawab panggilan ibu, atau teruskan shalatku? Akhirnya ia memilih untuk meneruskan shalatnya. Sedangkan ibunya geram, tak mendapati sahutan anaknya yang dari tadi dipanggil-panggil namanya. Karena sudah sakit hati, ibunya Juraij pun berkata “Ya Allah, Jangan Engkau matikan Juraij sampai Engkau memperlihatkan ia wanita-wanita pezina.”
Doa sang ibu pun segera dikabulkan Allah SWT. Tak lama kemudian, Juraij yang masih di dalam tempat peribadatannya didatangi oleh seorang wanita cantik yang merayunya untuk bercumbu dengannya. Juraij menolaknya dengan keras, karena ia memang dikenal dengan seorang yang alim dan ahli ibadah.
Kecewa dengan penolakan Juraij, wanita itu pun mendatangi laki-laki penggembala kambing, merayu dan mengajaknya melakukan perbuatan zina. Setelah itu, wanita tersebut hamil dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia mengaku kepada kaum Bani Israil bahwa anaknya tersebut adalah hasil hubungan gelapnya dengan Juraij.
Sontak kaum Bani Israil pun kalap, karena laki-laki yang selama ini mereka anggap sebagai seorang yang alim dan shalih hanyalah sekadar topeng belaka, tetapi kelakukannya bejat. Mereka pun berbondong-bondong menyerbu tempat peribadatan Juraij untuk mereka hancurkan. Mereka tak henti-hentinya mencela dan menghakimi Juraij.
Juraij yang merasa tidak bersalah, mencoba untuk mendinginkan suasana. Segera Juiraj mengambil air wudu dan melaksanakan shalat, meskipun tempat peribadatannya sekarang telah hancur lebur. Kemudian, Juraij mendatangi bayi kecil yang dituduh sebagai anaknya dan bertanya “Siapa bapakmu?”
BACA JUGA: Bayi yang Gugur akan Menarik Ibunya ke Surga
Dengan izin Allah SWT. kepada hambaNya yang shalih, anak laki-laki yang masih bayi itu pun menjawab. “Sang Penggembala.” Mendengar jawaban bayi tersebut, penduduk kaum Bani Israil itu pun malu karena telah menuduh yang tidak-tidak, bahkan mereka telah menghancurkan tempat ibadah Juraij.
“Kami akan membangunkan kembali tempat ibadahmu dari emas wahai Juraij.” Kata mereka menyesal.
“Tidak perlu, cukup kalian bangunkan dari tanah saja.” Jawab Juraij dengan bijaksana, karena ia sadar apa yang menimpa dirinya memang murni dari kesalahannya yang mengabaikan panggilan ibunya ketika melaksanakan shalat sunah. Padahal meneruskan melaksanakan shalat yang tidak wajib adalah sunnah, sedangkan menjawab dan berbakti kepada ibu adalah wajib. []
SUMBER: BINCANG SYARIAH