IMRAN adalah seorang yang taat menjalankan perintah Allah swt. Ia juga dihormati pada masa itu. Ia menikah dengan wanita bernama Hannah. Hannah juga seorang wanita yang taat beribadah. Ia senantiasa mengingat dan memuji Allah.
Setelah berpuluh-puluh tahun menikah, mereka tidak dikaruniai seorang anak pun. Pada awalnya, mereka hidup bahagia. Namun lama-kelamaan, Hannah merasa kesepian. Ia berdoa kepada Allah. Hannah merasa kesepian. Ia berdoa kepada Allah. Hannah bernazar bila ia memperoleh anak lelaki, ia akan membawanya ke rumah suci Baitul Maqdis. Anaknya akan mengabdi kepada Tuhan.
BACA JUGA: Maryam Begitu Menjaga Kehormatannya
Allah mengabulkan doa Hannah. Hannah mengandung, Imran dan Hannah sangat bahagia. Namun, Imran meninggal sebelum Hannah melahirkan.
Pada saat tiba masanya, Hannah pun melahirkan. Namun, ia tidak melahirkan anak laki-laki melainkan anak perempuan dan diberi nama Maryam. Hannah mengantar Maryam ke Baitul Maqdis.
Hannah menyerahkan Maryam kepada para pemuka agama untuk dijaga. Setelah Hannah pulang, para pemuka agama tidak dapat memutuskan siapa yang mengasuh Maryam. Semua pemuka agama ingin mengasuh Maryam.
Kemudian, para pemuka agama membuat kesepakatan. Mereka membuang pena (alat tulis) ke sungai. Pemilik pena yang tidak tenggelam adalah orang yang mengasuh Maryam. Ternyata, hanya pena Nabi Zakaria yang tidak tenggelam. Oleh karena itu, Nabi Zakaria mengasuh Maryam. Kebetulan, Hannah dan istri Nabi Zakaria adalah kakak beradik. Nabi Zakaria mengasuh Maryam dengan penuh kasih sayang. Apalagi, Nabi Zakaria belum memiliki anak.
BACA JUGA: Orang yang Membawa Syariat Isa bin Maryam
Maryam tumbuh menjadi perempuan shalihah. Ia adalah perempuan yang sangat mulia dan suci. Ia senantiasa melaksanakan perintah Allah dan menjauhi perbuatan maksiat. Maryam memenuhi hari-harinya dengan beribadah kepada Allah. []
Sumber: Kisah 25 Nabi dan Rasul dilengkapi Kisah Sahabat, Tabiin, Hikmah Islam, Rasulullah, wanita shalihah/ kajian Islam 2