INDONESIA berduka. Salah satu ulama tanah air yakni Ustaz Muhammad Arifin Ilham telah wafat. Dai kondang yang identik dengan dzikir itu menghembuskan nafas terakhirnya di rumah sakit di Penang, Malaysia, Rabu (22/5/2019) sekitar pukul 23.30 waktu setempat.
Dikutip dari laman biografiku, Ustaz Arifin lahir di Banjarmasin, 8 Juni 1969 sialm. Ia adalah anak kedua dari lima bersaudara, dan dia satu-satunya anak lelaki. Ayahnya masih keturunan ketujuh Syeh Al-Banjar, ulama besar di Kalimantan. Sementara ibunya, Hj. Nurhayati, kelahiran Haruyan, Barabay, Kabupaten Hulu Sungai Tengah.
BACA JUGA: Wasiat Ustaz Arifin Ilham: Minta Dishalatkan 2 Kali
Ibunya yang bernama Nurhayati mengatakan bahwa saat hamil anak keduanya itu, ia merasa biasa-biasa saja, tidak ada tanda-tanda khusus. Hanya, berbeda dengan keempat putrinya, saat dalam kandungan, bayi yang satu ini sangat aktif. Bayi yang lahir tanggal 8 Juni 1969 itu kemudian diberi nama Muhammad Arifin Ilham.
Berbeda dengan keempat saudaranya yang lain, yang saat lahir berat mereka rata-rata 3 kilogram lebih, bayi yang satu ini beratnya 4,3 kilogram dengan panjang 50 sentimeter.
“Anehnya, bayi itu sejak lahir sudah bergigi, yaitu di rahang bagian atasnya,” kenang Nurhayati, ibunda ustaz Arifin Ilham.
Saat berusia lima tahun, Arifin Ilham dimasukkan oleh ibunya ke TK Aisyiah dan setelah itu langsung ke SD Muhammadiyah tidak jauh dari rumahnya di Banjarmasin.
Ustaz Arifin Ilham mengaku, saat masih di SD itu ia tergolong pemalas dan bodoh.
“Kata orang Banjarmasin, Arifin Ilham itu babal. Arifin Ilham baru bisa baca-tulis huruf Latin setelah kelas 3,” kata ustaz Arifin Ilham yang setiap kali berbicara tentang dirinya selalu menyebut namanya sendiri.
Dalam biografi, Ustaz Arifin Ilham diketahui hanya 3 tahun bersekolah di SD Muhammadiyah. Ayah ustaz Arifin Ilham memindahkan sang putra ke SD Rajawali setelah terjadi sebuah insiden perkelahian antara Arifin kecil dengan teman sekelasnya. Kala itu, Arifin kecil membela temannya yang diganggu hingga terjadi perkelahian.
Soal pendidikan, ayah ustaz Arifin Ilham mengakui bahwa ia tidak banyak berperan mendidik kelima anaknya, sehingga akhirnya yang banyak berperan mendidik ustaz Arifin Ilham adalah istri dan ibu mertuanya.
Arifin Ilham mengungkapkan bahwa cara mendidik kedua orang tua itu keras sekali.
“Baik Mama maupun Nenek kalau menghukum sukanya mencubit atau memukul. Dua-duanya turunan, kalau nyubit maupun memukul keras dan sakit sekali,” kata Ustaz Arifin.
Kendati demikian, Ustaz Arifin Ilham tumbuh menjadi seorang penyayang, termasuk penyayang binatang. Di rumah ibu angkatnya di Jakarta, ia banyak memelihara binatang, mulai dari burung hantu, kera, dan ayam kate.
Awal April 1997, ia diberi seekor ular hasil tangkapan warga kampung yang ditemukan di semak belukar. Karena kurang hati-hati, ia digigit binatang melata ini. Namun, ia tidak menyadari kalau dirinya keracunan. Sewaktu dalam perjalanan dengan mengendari mobil, ia pun merasakan sesuatu yang tidak biasa, tubuhnya terasa panas, meradang, dan membiru.
Melihat keadaan itu, ibu angkatnya Ny Cut mengambil alih kemudi, menuju rumah sakit terdekat. Namun, beberapa rumah sakit menolak dengan alasan peralatan medis yang tidak memadai. Bahkan sejumlah dokter di beberapa rumah sakit tersebut memvonis, umur Arifin Ilham tinggal satu persen. Karena sulitnya mendapatkan pertolongan selama 11 jam, keadaan makin gawat. Detak jantung ustaz Arifin Ilham kala itu melemah.
Ny Cut akhirnya mencoba mendatangi RS Saint Carolus (Jakarta Pusat).
“Alhmadulilah pihak rumah sakit menerima. Arifin langsung ditempatkan di ruang ICU,” katanya seperti dikutip dari biografiku.
BACA JUGA: Tulisan Terakhir Ustaz Arifin Ilham, ‘Bismillah Bertemu Allah’
Infus pun dipasang di tubuhnya. Untuk membantu tugas paru-paru, jantung, dan hatinya yang telah sangat lemah, dokter memasukkan beberapa batang selang ke mulutnya. Dengan pertolongan Allah, setelah satu bulan lima hari pihak rumah sakit menyatakan ia telah melewati masa kritis dan memasuki masa penyembuhan.
Walaupun kondisinya telah jauh lebih baik, ustaz Arifin Ilham mengalami perubahan pada suaranya. Menurut analisa dokter, hal ini disebabkan oleh pemasangan beberapa selang sekaligus dalam mulutnya untuk waktu yang cukup lama.
Walhasil, ustaz Arifin Ilham pun memiliki suara serak yang khas. Dengan suara itu dia berhasil menyentuh ribuan hati jemaahnya dengan lantunan dzikir dan shalawat. Semua itu, insya Allah menjadi bekal amal baginya di dunia hingga akhiratnya. []
SUMBER: BIOGRAFIKU