Perang Qadisiyah telah usai. Miswar bin Makhramah bin Naufal bertugas menyisir medan di barisan terakhir.
Miswar lalu mendapati sebuah teko yang terbuat dari emas dan berhiaskan permata.
Di saat itu ia sendirian. Tak seorangpun yang mengetahui penemuannya kecuali dirinya dan Allah saja.
BACA JUGA: Kisah Maryam Pulang ke Kaumnya Membawa Bayi
Di perjalanan, ia bertemu dengan seorang Persia.
“Juallah teko itu kepadaku. Aku akan menghargainya sebesar 10.000 dirham” bujuk si lelaki Persia.
Sebuah penawaran dengan harga yang tinggi. Namun, Miswar menolaknya. Sifat muraqabahnya mencegahnya dari hal itu.
Miswar melanjutkan perjalanannya menemui panglima pasukan kaum muslimin, Sa’ad bin Abi Waqash. Diserahkannya teko tersebut.
Ternyata, Saad memberikan teko itu untuk Miswar, sebagai bagiannya.
BACA JUGA: Kisah Cinta Abdullah bin Abu Bakar dan Atikah
Saat Miswar menjual teko itu, pembeli menghargainya 100.000 dirham.
Demikianlah Miswar bin Makhramah. Ia adalah putra dari Atikah binti Auf yang merupakan saudari Abdurrahman bin Auf. Seorang ibu yang terkenal dengan sifat muraqabah dan amanahnya.
Dan kemuliaan sifat itu, nyata menjadi karakter utama dari putranya. []
SUMBER: PUSAT STUDI ISLAM