BAGAIMANA Nabi Adam diturunkan ke muka Bumi?
Allah telah menerima taubat Adam dan Hawa serta mengampuni perbuatan pelanggaran yang mereka telah lakukan. Ini melegakan dada mereka dan menghilangkan rasa sedih akibat kelalaian peringatan Allah SWT tentang Iblis sehingga terjerumus menjadi mangsa bujukan dan rayuannya yang manis namun berancun itu.
Adam dan Hawa merasa tenteram kembali setelah menerima pengampunan Allah dan selanjutnya akan menjaga jangan sampai tertipu lagi oleh Iblis.
BACA JUGA: Hari-Hari Terakhir Kehidupan Nabi Adam AS
Mereka akan berusaha agar pelanggaran yang telah dilakukan dan menimbulkan murka dan teguran Allah itu menjadi pengajaran bagi mereka berdua untuk lebih berhati-hati menghadapi tipu daya dan bujukan Iblis yang terlaknat itu.
Harapan untuk tinggal terus di syurga yang telah pudar karena perbuatan pelanggaran perintah Allah, hidup kembali dalam hati dan pikiran Nabi Adam dan Hawa. Mereka merasa kenikmatan dan kebahagiaan hidup mereka di Syurga tidak akan terganggu oleh sesuatu dan bahwa ridha Allah serta rahmat-Nya akan tetap melimpah di atas mereka untuk selama-lamanya.
Akan tetapi Allah telah menentukan dalam takdir-Nya apa yang tidak terlintas dalam hati dan tidak terpikirkan oleh mereka.
Allah SWT yang telah menentukan dalam takdir-nya bahawa bumi yang penuh dengan kekayaan untuk dikelolanya, akan dikuasakan kepada manusia keturunan Adam,
.Berfirmanlah Allah kepada mereka: ”Turunlah kamu ke bumi sebagian daripada kamu menjadi musuh bagi sebagian yang lain kamu dapat tinggal tetap dan hidup di sana sampai waktu yang telah ditentukan.”
Turunlah Nabi Adam dan Hawa ke bumi menghadapi cara hidup baru yang jauh berlainan dengan hidup di Syurga yang pernah dialami dan yang tidak akan berulang kembali.
BACA JUGA: 5 Nasihat Nabi Adam kepada Putranya, Nabi Syits
Mereka harus menempuh hidup di dunia yang fana ini dengan suka dan dukanya dan akan menurunkan umat manusia yang beraneka ragam sifat dan tabiatnya berbeda-beda warna kulit dan kecerdasan otaknya.
Umat manusia yang akan berkelompok-kelompok menjadi suku-suku dan bangsa-bangsa di mana yang satu menjadi musuh yang lain, saling membunuh aniaya-menganianya dan tindas-menindas.
Sehingga dari waktu ke waktu Allah mengutus nabi-nabi-Nya dan rasul-rasul-Nya memimpin hamba-hamba-Nya ke jalan yang lurus penuh damai kasih sayang di antara sesama manusia. Jalan yang menuju kepada ridha-Nya dan kebahagiaan manusia di dunia dan akhirat. []
SUMBER: RAYAMIFA