SUATU kali seorang tabib datang ke Madinah secara cuma-cuma. Namun, setelah sang tabib bermukim beberapa lama, tak ada seorang pasien pun datang berobat padanya. Waktu itu Nabi ﷺ sudah menetap di Madinah.
Sang tabib pun melakukan peninjauan terhadap penduduk kota, dan ia tak menemukan seorang penduduk pun memiliki keluhan kesehatan.
Akhirnya, ia memutuskan untuk meninggalkan Madinah ka rena merasa tak ada yang perlu ia obati di sana.
BACA JUGA: Jenggot Nabi Muhammad
Ketika berpamitan kepada Rasulullah ﷺ, ia meng utarakan kekagumannya pada pola hidup kaum Muslimin, sambil ber kata, “Tuan, izinkan kami mengetahui rahasia apakah yang menyebabkan tak seorang pun mengeluh sakit di sini?”
Rasulullah ﷺ menjawab, “Kami kaum yang tidak makan hingga kami merasa lapar, dan ketika makan kami tidak (makan sampai) ke nyang.” (HR Abu Dawud).
Kesehatan berkaitan erat dengan pola makan. Melalui hadis di atas, kita diajarkan untuk tidak berlebihan memasukkan makanan ke dalam sistem pencernaan.
Terlebih, Alquran memerintahkan hal yang sama, “Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebihlebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang ber lebih-lebihan.” (QS al-A’raf: 31).
BACA JUGA: 6 Lauk Pauk yang Dikonsumsi Nabi Muhammad ﷺ
Sebuah hadis hasan dari Miqdam bin Ma’dikariba menegaskan hal itu. Ia berkata, “Saya pernah mendengar Rasulullah ﷺ bersabda, ‘Tidak ada bejana yang diisi oleh manusia yang lebih buruk daripada perutnya. Cukuplah baginya memakan beberapa suap untuk sekadar dapat menegakkan tulang punggungnya (memberikan tenaga). Jika tidak bisa demikian, hendaklah ia menjadikan sepertiga lambungnya untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga untuk udara’.” (HR At-Tirmidzi).[]
SUMBER: REPUBLIKA