NABI Musa merupakan salah satu nabi yang kisah hidupnya sarat hikmah. Mulai dari kelahirannya, upaya pembunuhan terhadap dirinya yang masih bayi serta bagaimana Allah dengan kuasa-Nya melindungi bayi kecil itu di sepanjang aliran sungai hingga dia selamat sampai di istana penguasa yang memerintahkan untuk menghabisinya. Nabi Musa tumbuh dalam lingkungan istana Fir’aun, penguasa zalim yang kelak menjadi lawannya dalam menegakkan ajaran Allah.
Selain itu, ada pula kisah Nabi Musa saat berguru kepada Nabi Khaidir yang tertuang dalam QS Al Kahfi. Kisah ini memberikan hikmah tentang kesabaran dalam menuntut ilmu dan tabir hikmah dari berbagai peristiwa.
قَالَ لَهٗ مُوسٰى هَلْ اَتَّبِعُكَ عَلٰٓى اَنْ تُعَلِّمَنِ مِمَّا عُلِّمْتَ رُشْدًا
Musa berkata kepadanya, “Bolehkah aku mengikutimu agar engkau mengajarkan kepadaku (ilmu yang benar) yang telah diajarkan kepadamu (untuk menjadi) petunjuk?” (QS Al Kahfi: 66)
قَالَ اِنَّكَ لَنْ تَسْتَطِيْعَ مَعِيَ صَبْرًا
Dia menjawab, “Sungguh, engkau tidak akan sanggup sabar bersamaku. (QS Al Kahfi: 67)
وَكَيْفَ تَصْبِرُ عَلٰى مَا لَمْ تُحِطْ بِهٖ خُبْرًا
Dan bagaimana engkau akan dapat bersabar atas sesuatu, sedang engkau belum mempunyai pengetahuan yang cukup tentang hal itu?” (QS Al Kahfi: 68)
قَالَ سَتَجِدُنِيْٓ اِنْ شَاۤءَ اللّٰهُ صَابِرًا وَّلَآ اَعْصِيْ لَكَ اَمْرًا
Dia (Musa) berkata, “Insya Allah akan engkau dapati aku orang yang sabar, dan aku tidak akan menentangmu dalam urusan apa pun.” (QS Al Kahfi: 69)
قَالَ فَاِنِ اتَّبَعْتَنِيْ فَلَا تَسْـَٔلْنِيْ عَنْ شَيْءٍ حَتّٰٓى اُحْدِثَ لَكَ مِنْهُ ذِكْرًا
Dia berkata, “Jika engkau mengikutiku, maka janganlah engkau menanyakan kepadaku tentang sesuatu apa pun, sampai aku menerangkannya kepadamu.” (QS Al Kahfi: 70)
Perjalanan Nabi Musa dan Nabi Khaidir yang penuh hikmah ini dapat dilihat selengkapnya dalam Alquran.
BACA JUGA: Ketika Nabi Musa Menampar Malaikat Maut
Selain di Alquran, kisah Nabi Musa juga diriwayatkan dalam hadis Nabi Muhammad. Salah satunya kisah sarat makna saat Nabi Musa didatangi malaikat maut.
Diriwayatkan oleh Abu Hurairah:
Malaikat maut dikirimkan kepada Musa dan ketika dia mendatanginya, Musa menamparnya dengan keras, melukai salah satu matanya. Malaikat itu kembali kepada Tuhannya, dan berkata, “Engkau mengirimku kepada seorang hamba yang tidak ingin mati.” Allah kemudian memulihkan matanya dan berkata, “Kembalilah dan katakan kepadanya (yaitu Musa) untuk meletakkan tangannya di atas punggung sapi, karena ia akan diizinkan untuk hidup selama beberapa tahun sama dengan jumlah rambut yang datang di bawah tangannya.” (Maka malaikat itu datang kepadanya dan mengatakan hal yang sama kepadanya). Kemudian Musa bertanya, “Ya Tuhanku! Apa yang akan terjadi kemudian?” Dia berkata, “Kematian akan terjadi kemudian.” Dia (Musa) berkata, “(Biarkan saja) sekarang.” Dia bertanya kepada Allah bahwa Dia membawanya dekat Tanah Suci dengan jarak sepelemparan batu.” (dinukil dari HR Bukhari)
Menurut Ahmad ibn Hanbal dan at-Tabarani kita menemukan hadits bahwa “malaikat maut dulu datang kepada orang-orang dalam bentuk yang terlihat. Ketika dia pergi kepada Nabi Musa, Musa memalingkan matanya.
“Ibnu Khuzayma berkata:” Beberapa bidat menolak untuk mengakui hal ini dan mengatakan bahwa jika Musa mengenalinya maka bagaimana dia tidak menganggapnya serius? Jika dia tidak mengenalinya maka apakah dia tidak akan membalas dendam padanya karena memadamkan matanya? Jawabannya adalah bahwa Allah SWT tidak mengirim Malaikat Maut kepada Musa yang ingin mengambil jiwanya pada saat itu, Dia mengirimnya kepadanya untuk mengujinya. Musa meninju Malaikat Maut karena dia berpikir bahwa dia adalah manusia yang telah memasuki rumahnya tanpa seizinnya dan tidak tahu bahwa dia adalah Malaikat Maut. Syariah memungkinkan untuk menundukkan mata siapa pun yang melihat ke rumah seorang Muslim tanpa izin. Malaikat datang kepada Ibrahim dan Luth dalam bentuk manusia dan mereka juga tidak mengenalinya pada awalnya. Jika Ibrahim mengenali mereka, dia tidak akan menawarkan mereka makanan. Jika Luth mengenali mereka, dia tidak akan takut pada mereka dari ancaman bangsanya.”
BACA JUGA: 8 Pelajaran dari Kisah Nabi Musa Bercakap dengan Allah SWT
Salah satu dari orang-orang berpengetahuan mengatakan: “Dia (Musa) memukulnya karena dia datang untuk mengambil jiwanya sebelum memberinya pilihan karena ditetapkan bahwa tidak ada nabi yang diambil tanpa diberi pilihan. Inilah sebabnya, ketika dia memberinya pilihan kedua kalinya, dia tunduk.”
Dari hadis ini kita belajar bahwa malaikat dapat mengambil bentuk manusia. Kita juga melihat bahwa para nabi tidak berpegang teguh pada kehidupan dunia ini. Mereka tahu bahwa kehidupan nyata adalah kehidupan akhirat dan meskipun waktu kematian mungkin menyakitkan, itu tetap harus dilalui. Menunda sesuatu yang menyakitkan tidak membuatnya lebih menyakitkan, melainkan hanya membuat seseorang hidup dalam ketakutan. []
SUMBER: SUNAH IS LIFE