SUATUÂ riwayat menjelaskan bahwa saat Umar bin Khattab melakukan khutbah di depan orang banyak, tiba-tiba lewatlah seseorang dengan anaknya yang ada digendong di atas pundaknya. Beliau melanjutkan bahwa beliau tidak melihat burung gagak sebagaimana buruk gagak lainnya melebihi keserupaan anak dan ayah ini.
Perkataan ini hanyalah perumpamaan. Orang-orang Arab mengatakan bahwa binatang yang memiliki keserupaan paling tinggi adalah burung gagak.
BACA JUGA:Â Doa Umar bin Khattab ketika Dilanda Kekeringan
Kemudian orang itu mengatakan jika ibu anak itu telah melahirkan setelah meninggal dunia, bahkan ia mengatakan sumpah demi Allah. Setelah mendengar hal itu, Umar langsung membenarkan posisi duduknya dengan bertanya bagaimana hal itu dapat terjadi?
Umar terlihat sangat tertarik karena memang dia menyukai berita-berita aneh dan menakjubkan. Kisah seorang wanita yang melahirkan anaknya di dalam kubur inilah kemudian bermula.
Orang itu menjawab bahwa ketika itu ia sedang melakukan perjalanan jauh, tapi istrinya melarang orang itu untuk pergi. Meskipun dia telah ada di depan pintu dan akan pergi, tapi tetap saja istrinya tidak mengijinkannya pergi. Istrinya mengatakan bagaimana mungkin suaminya itu pergi dan meninggalkan dirinya dalam keadaan hamil.
Orang itu pun menenangkan istrinya dan berkata bahwa ia telah menitipkan anak di dalam kandungan itu pada Allah. Setelah itu, ia pun pergi. Inilah kisah nyata beranak dalam kubur di zaman Umar bin Khattab.
Setelah orang itu pulang dari bepergiannya, ia melihat banyak kerumunan di depan rumah, kemudian keponakannya datang menghampiri dan memberitahunya bahwa istrinya telah meninggal. Hatinya sangatlah terkejut dan sedih seraya mengucapkan Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un. Suatu ketika ia duduk di Baqi’ dengan keponakan-keponakannya, saat itulah ia melihat ada asap yang keluar dari kuburan istrinya.
BACA JUGA:Â ibrah10 Keutamaan Umar bin Khattab
Mereka melihat asap itu di setiap malam. Ia pun heran mengapa asap itu muncul dari kuburan istrinya. Padahal istrinya adalah wanita yang mulia, sering berpuasa, dia beramar ma’ruf nahi munkar sehingga tidak mungkin jika Allah menghinakannya.
Orang itu pun langsung mengambil kapak dan berbegas pegi ke kuburan itu bersama saudara sepupunya itu. Tibanya disana, ia melihat kuburan istrinya telah terbuka dan ada anak di dalam pelukan istrinya. Ia pun mendekat pada kuburan itu dan tiba-tiba ada suara yang mengatakan bahwa ia telah menitipkan anaknya pada Allah maka ia berhak mengambil kembali titipan itu.
Andaikan ia juga menitipkan istrinya maka ia akan mendapatinya pula. Ia pun mengambil anak di dalam kuburan itu dan kuburannya kembali menutup. []