SESAMPAINYA di Mekah, Ibrahim bertanya-tanya penuh keheranan. Apakah di tempat ini Hajar dan Ismail berada? Apakah ini lembah yang aku titipkan mereka sebelumnya? Itulah sepintas pertanyaan yang muncul di dalam pikirannya. Pertanyaan yang muncul karena sebelumnya adalah lembah yang kering tanpa kehidupan. Di sana, Ibrahim mendengar kabar seorang penduduk yang berkata : “benar, ini adalah lembah Mekah dan di sini terdapat Hajar dan Ismail.” Lantas orang tersebut menunjukkan jalan kepada Ibrahim menuju kediaman Hajar dan Ismail.
Kedatangan Ibrahim di sisi keduanya, sontak membuat mereka bertiga begitu gembira sekali. Hanya satu kata yang terucap dari Ibrahim, yaitu bersyukur kepada Allah Swt atas segala kenikmatan, karunia dan rahmat-Nya yang dicurahkan kepada mereka bertiga.
BACA JUGA: Nabi Ibrahim: Sampaikan pada Isma’il Ganti Palang Pintu Rumahnya
Bersama mereka, Ibrahim menetap di Mekah untuk sekian waktu. Setelah itu, ia pun kembali pulang ke Syam, tempat Sarah menetap. Seperti inilah kondisi Ibrahim yang menjalani kehidupan keluarganya. Terkadang harus ke Mekah melihat Ismail dan ibunya, dan di lain waktu kembali lagi ke Syam untuk menemani Sarah.
Terakhir pengorbanan yang harus dialami Ibrahim dalam keluarganya adalah menyembelih anaknya, Ismail, karena perintah Ilahi. Di dalam mimpinya, Ibrahim telah mendengar suara yang memanggilnya, “Wahai Ibrahim, sembelihlah anakmu, Ismail, karena Allah Swt!”
Kontan saja, Ibrahim terbangun dari tidurnya dengan kondisi terkejut. Ia pun langsung memohon perlindungan kepada Allah Swt dari godaan setan.
Tak lama kemudian, Ibrahim tidur kembali dan lagi-lagi mengalami hal yang serupa. Ia bermimpi, dan di dalam mimpinya mendengarkan suara memanggilnya, “Wahai Ibrahim, sembelilah anakmu, Ismail, hanya karena Allah Swt!”
BACA JUGA: Teladan Keluarga Ibrahim as: Cinta di atas Segala Cinta
Tak pelak, Ibrahim terbangun lagi. Saat itu, ia menyadari hahwa mimpinya memang datang langsung dari Allah Swt. Dan terbukti, Allah Swt benar-benar memerintahkan kepadanya untuk menyembelih buah hatinya, Ismail.
Karena perintah Ilahi,tak ada lagi pilihan kecuali melaksanakannya dengan keikhlasan. Ibrahim pun datang menemui anaknya dan berkata, “Wahai anakku, ambillah tali dan pisau, lalu ikutlah bersamaku menuju anak bukit.”
Sang anak pun hanya menuruti perintah ayahnya sembari mengikutinya ke arah anak bukit yang dimaksud. Setelah sampai, Ibrahim berkata kepada Ismail. “Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: ‘Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu?” (Q.S As Shaffat : 102)
Lantas Ismail berkata:
“Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu, insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.” (QS. As Shaffat : 102). []
Sumber: Sirah Nabawiyah For Kids: Muhammad Sang Teladan/ Abdul Mun’im al-Hasyimi/Mirqat/ 2015