SEORANG petani dikisahkan sedang mempersiapkan tanah untuk bercocok tanam. Saat menggali tanah, peralatan yang ia gunakan terus tersangkut di satu tempat.
Didorong rasa penasaran, dia memutuskan untuk memeriksa apa yang ada di sana. Dia lantas menggali tanah dan menemukan sebuah kotak besar.
Petani itu dengan cepat membuka kotak tersebut untuk melihat apa yang ada di dalamnya. Namun, dia kecewa karena ternyata hanya ada batu hitam di dalam kotak itu.
Dia memutuskan untuk melempar batu itu ke arah burung-burung ketika mereka datang ke ladangnya memakan hasil panen.
BACA JUGA:Â Kisah Bocah Petani Miskin Menggambar Rumah Mewah
Akhirnya, suatu hari ketika tanaman siap di panen dan burung berdatangan untuk memakannya, petani itu mulai melempar batu ke arah burung dari mana pun mereka muncul.
Ketika itulah muncul seorang laki-laki di dekat ladang. Dia rupanya seorang penjual batu-batu berharga seperti mutiara, berlian, rubi dll.
Dua batu yang dilemparkan petani jatuh tepat di depannya. Pria itu pun membawa batu-batu itu kepada petani tadi dan bertanya apakah dia bersedia menjualnya masing-masing seharga $ 5.000.
Petani itu mengira pria itu sedang bercanda hingga dia menjawab, “Tidak.”
Kemudian pria itu menawarkan $ 50.000 untuk setiap batu dan menjelaskan bahwa itu adalah permata yang berharga.
Menyadari itu, petani pun mulai menangis karena kini dia hanya memiliki 1 atau 2 batu yang tersisa. Sebab, semua batu hasil temuannya itu telah dia buang.
BACA JUGA:Â Kisah Buah Pahit yang Terasa Manis
Kisah petani dan batu itu disebutkan dalam buku “20 Reminders” karya Muhammad Abu Yusuf. Sungguh kisah berharga dan sarat hikmah.
Sama seperti batu tadi, setiap detik waktu kita sangat berharga. Hari ini, kita membuangnya begitu saja. Tetapi pada Hari Penghakiman, kita akan menyadari betapa berharganya itu. Sayang, itu terlambat.
Bercermin dari kisah di atas, mengapa tidak gunakan kesempatan dari sekarang untuk memanfaatkannya sebaik mungkin, sebelum semua waktu kita habis? []
SUMBER: ISLAMCAN