SEORANG remaja bernama Heri Misbahudin (17) warga Desa Sukatani, Kecamatan Pacet, Cianjur, Jawa Barat terpaksa putus sekolah lantaran kedua orangtuanya meninggal dunia. Heri ditinggal kedua orangtuanya setelah tewas karena digigit ular berbisa.
kepergian kedua orangtuanya membuat Heri terpaksa menjadi tulang punggung bagi ketiga adiknya.
Ibu Heri, Nuryani (38) meninggal saat setelah digigit ular di jari kelingking kanan saat sedang tidur di kamarnya pada (12/10/2019). Setelah digigit, Nuryani mengatakan melihat ada ular di rumahnya. Fakta tersebut disampaikan oleh tokoh setempat, Hasbim Misbahudin (38).
BACA JUGA: Ayah dan Ibunya Tewas Dipatuk Ular, Heri Terpaksa Urus 3 Adik Sendirian
“Setelah digigit itu, korban waktu itu bilang melihat ular di rumahnya,” ujar Hasbim Jumat (18/10/2019) dilansir TribunStyle dari Kompas.com.
Sementara itu, kerabat korban, Nuryati (58) mengatakan Nuryani sedang tidur di lantai ketika ada ular yang menggigitnya.
Awalnya Nuryani menyangka dirinya digigit tikus. Namun setelah itu badannya terasa lemas dan drop.
“Awalnya dikira tikus, tapi selang sejam kondisi badannya drop, sempat lemas dan pingsan.
Di kelingkingnya ada dua luka gigitan, sempat diikat dan diobati, tetapi besoknya meninggal,” kata Nuryani.
Sementara itu, Ayah Heri, Maksum (45) meninggal dipatuk ular di bagian betisnya saat sedang berkebun sekitar 1,5 tahun yang lalu.
“Kalau suaminya, kejadiannya waktu di kebun, setahun lalu. Pulang ke rumah mengeluh sakit habis digigit ular. Sakit dulu lumayan lama sebelum meninggal dunia,” lanjutnya.
Setelah kejadian tersebut, para warga lantas berbondong-bondong mencari dua ular yang berkeliaran di pemukiman mereka.
“Sejak kejadian itu, kita lalu coba mencari ular. Ada yang melihat dua ular di permukiman, tapi baru dapat satu,” ucap Hasbim.
Ular tersebut berasal dari tebing tidak jauh dari rumah Heri. Dekat rumah Heri terdapat tebing dengan banyak pohon bambu.
Sementara itu di rumah Heri terdapat sebuah lubang yang diduga digunakan ular tersebut masuk dan menggigit ibunya.
“Kita cek rumahnya ternyata banyak lubang. Dugaan kita ular keluar-masuk lewat lubang itu. Rumah korban juga kan dekat tebing di belakangnya banyak pohon bambu,” ujar Hasbim.
Heri berhenti sekolah saat dirinya masih duduk di bangku kelas 2 SMP. Saat itu dirinya tak ingin menambah beban sang ibu yang tidak bekerja.
Heri memutuskan bekerja serabutan untuk membantu keuangan keluarganya.
“Saya kerja serabutan mengepak sayuran dan setiap pagi antar adik ke sekolah,” Kata Heri dikutip dari kanal YouTube Kompas TV ‘Ayah-Ibu Tewas Dipatuk Ular, 4 Anak di Cianjur Jadi Yatim Piatu’.
Bupati Cianjur, Jawa Barat Herman Suherman yang menyambangi rumah Heri setelah mendengar kabar tersebut mengatakan rumah Heri tidak layak huni.
BACA JUGA: Ular Berkaki Ditemukan lagi di Lokasi Kebakaran
“Barusan saya cek rumahnya ternyata sangat tidak layak. Semoga bantuan ini bisa membantu untuk perbaikan rumahnya,” ujar Herman Suherman.
Tak hanya itu, Herman juga mengatakan Heri dan adik-adiknya harus kembali ke bangku sekolah untuk meneruskan pendidikannya.
“Ke depan anak-anaknya harus dipikirkan sekolahnya, kita masukkan ke PKH (program keluarga harapan).
Mereka harus sekolah lagi. Soal kesehatannya saya sudah instruksikan puskesmas di sini agar memonitor kesehatan mereka,” ujarnya saat menyambangi rumah korban. []
SUMBER: TRIBUNNEWS