KECANDUAN bermain game memang berdampak buruk bagi kehidupan, terutama kehidupan rumah tangga. Buktinya salah seorang istri asal Cianjur, Jawa Barat menjadi korban ‘keganasan’ suaminya yang kecanduan main game. Sumiyati (47), warga Jalan Pangeran Hidayatullah, Kelurahan Sawah Gede, Kecamatan Cianjur jadi korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) oleh suaminya sendiri, RN (34). Alasan pemicu terjadinya KDRT tersebut adalah RN yang kecanduan bermain game hingga bolos bekerja.
Kejadian memilukan tersebut terjadi pada 27 Agustus 2019 di rumahnya. Sumiyati pun menceritakan awal dari kejadian yang ia alami. Ia mengatakan, semuanya berawal ketika sang suami terlalu kecanduan bermain game sehingga melupakan kewajibannya sebagai kepala keluarga.
BACA JUGA: Wahai Suami, Jika Ingin Dihalangi dari Siksa Neraka, Lakukanlah Ini
“Ceritanya pas malem itu saya lagi teleponan sama anak saya kira-kira jam 10-an. Emang dari ininya dia (RN) tidak suka dengan anak saya. Dia main game itu tidak sewajarnya. Saat itu posisinya dia lagi mati lowbat katanya,” ucapnya, Jumat (22/11/2019).
Percekcokan terjadi ketika, Sumiyati menegur suaminya yang bolos kerja hanya karena bermain game. Alhasil, RN tidak terima terhadap pernyataan Sumiyati dan akhirnya terjadilah perdebatan.
“Saya bilang ‘sampai bolos kerja karena main game aja’. Dia gak seneng, dia bilang ‘anak kamu gila mancing ngabisin duit, kamu gak marah’. Lho, dia udah urusan udah gede, walaupun abis itu kan harta dia,” tuturnya
Kemudian, RN memberikan pilihan, yaitu memilih RN atau anak Sumiyati. “Dia bilang ‘mau saya atau anak situ’. Sebagai orang tua saya pilih anak. Kecuali kalau dia penuhin kehidupan saya lahir dan batin,” kata dia.
Sumiyati mengaku selalu menuruti apa yang suaminya mau. Bahkan, ketika suaminya ingin sepeda motor, Sumiyati mau membelikannya.
“Dari awal saya nikah, saya turutin dia. Pengen motor saya beliin motor saya turutin. Tapi kehidupan lahir batin saya tidak tercukupi, dari malem pulang kerja dia cuma main game sampai subuh,” tuturnya.
Sumiyati menyebut bahwa dirinya bukan bermaksud memilih anaknya. Namun, ia mengatakan, apabila RN bersikap benar, maka ia akan mengikutinya. “Malam itu dia tak terima saya pilih anak saya. Saya bukan milih anak. Kalau dia bener, saya akan ikutin,” katanya.
Sumiyati mengaku, sikap RN sudah tidak wajar menjelang lebaran. Ia mengatakan, RN sering berbohong. Maka dari itu, ia mengelurkan isi hatinya namun ia malah dipukul sebanyak tiga kali oleh RN. Namun, Sumiyati memilih bertahan.
BACA JUGA: Istri Minta Cerai karena Tidak Dinafkahi, Bagaimana Hukumnya?
“Sebelum lebaran dia udah gak wajar. Ya, dia jadi sering berbohong. Jadi, saya keluarin unek-unek sama dia. Tiga kali dipukul. Tapi saya bertahan, saya kasih dia kesempatan. Saya bilang ‘sekali lagi gitu, saya gak kasih ampun’,” ucapnya.
Dipukuli Selama Tiga Jam
Sekitar pukul 23.00 WIB terjadilah KDRT. Sumiyati mengaku dipukuli RN selama tiga jam tiga puluh menit sampai pukul 02.30 WIB. Ia mengatakan, setiap ia teriak mulutnya akan dibekap. Setiap ia mencoba kabur, ia dibanting RN. []
SUMBER: CIANJUR TODAY