“Iya saya ditipu oleh wanita yang tidak dikenal,” ujarnya, Jumat (14/8/2020).
Mbah Khotim menuturkan, kejadian penipuan terjadi pada Selasa (11/8/2020) siang. Ia setiap hari menenteng barang dagangan dengan cara berkeliling di kawasan Jatingaleh Semarang.
BACA JUGA: Pengakuan Karyawati Bank di Tegal yang Gondol Duit Miliaran Hasil Penipuan
Aksi penipuan terjadi saat Mbah Khotim melintas di depan gudang pakaian di wilayah Jangli Jatingaleh. Tiba-tiba langkah kakinya dihentikan seorang wanita yang hendak membeli jajanan.
Wajah sumringah ditunjukan Mbah Khotim lantaran mengira wanita itu akan membeli barang jualannya. Mbah Khotim lalu menaruh barang dagangan dan menggelar makanan berupa arem-arem, donat, tahu bakso, intip dan sate telur.
Seluruh barang dagangan diborong wanita itu namun belum dibayar. Malahan wanita itu mengajak Mbah Khotim ikut dengannya. Alasan wanita itu, akan ada acara di rumahnya sehingga membutuhkan jajanan dalam jumlah banyak.
“Saya langsung sumringah mau dapat orderan jajanan banyak, jadi besok tidak perlu berkeliling,” paparnya.
Dijelaskan Mbah Khotim, wanita itu mengajak ke rumahnya yang masih berada di Jatingaleh. Alasannya, pembayaran akan dilakukan di rumah yang akan dibayarkan oleh suaminya. Mbah Khotim pun ikut wanita itu dengan membonceng motor.
“Dompet saya diminta wanita itu, ditaruh di cantolan motor, katanya biar tidak jatuh,” katanya.
Menurutnya, setelah naik di atas motor, ia ajak keliling berputar-putar di kawasan Jatingaleh dalam kurun waktu sekira 30 menit.
Mbah Khotim sempat bertanya kenapa tidak sampai-sampai. Ia pun mulai curiga tetapi tetap berprasangka baik.
“Saya kemudian diturunkan di depan Kantor Kelurahan Jatingaleh. Sebelum pergi wanita itu menyuruh saya untuk menunggu, katanya mau minta kunci rumah ke ibunya,” terangnya.
Mbah Khotim saat itu tidak bisa berbuat banyak. Ia hanya bisa menatap ketika wanita itu pergi begitu saja.
Bahkan, ia sempat diam di situ selama satu jam. Berharap wanita yang ternyata menipunya tersebut bisa kembali lagi. Namun wanita itu tidak kunjung kembali, Mbah Khotim akhirnya memilih pulang.
BACA JUGA: Raup Puluhan Juta, Pelaku Penipuan Modus Jual Masker Diciduk Polisi
Berhubung tak punya uang sama sekali, ia memilih jalan kaki selama 30 menit untuk sampai di rumahnya. Di siang terik panas, kaki tua Mbah Khot melangkah tertatih-tatih.
“Badan saya lemes, bingung cari uang setoran barang dagangannya dari mana,” terangnya.
Dari kejadian itu, Mbah Khotim kehilangan uang hasil jualan selama beberapa hari sejumlah Rp 400 ribu. Belum lagi puluhan barang dagangannya yang dibawa wanita itu berupa berupa arem-arem, donat, tahu bakso, intip dan sate telur seharga Rp 50 ribu.
“Ciri-ciri wanita itu berbadan gemuk, kaos putih, pakai celana jeans ada sobekan di lututnya. Umur masih lumayan muda. Wanita itu naik sepeda motor matik warna hitam,” tutur wanita yang hidup tanpa suami dan anak ini.
Diterangkan Mbah Khotim, tidak dapat berbuat banyak setelah menjadi korban penipuan. Ia telah mengikhlaskan uang dan barang dagangannya.
“Ya iklhaskan saja, mau apa lagi, sudah tidak ada,” terangnya.
Mbah Khotim sudah berjualan jajanan selama 30 tahun. Mbah Khotim mulai berjualan dari pukul 07.00 hingga pukul 13.00. Barang jualan ia ambil dari tetangganya. Kemudian dijual dengan keliling ke kantor-kantor dan sekolah di wilayah Jatingaleh.
Dari pengakuan Mbah Khotim, peristiwa penipuan baru dua kali dialaminya. Kejadian pertama terjadi pada 10 tahun lalu, ia ditipu pembeli yang membayar dengan uang palsu senilai Rp. 100 ribu. Sedangkan kejadian kedua terjadi belum lama ini.
“Dari dulu sampai sekarang sama, jualan keliling dengan jalan kaki. Alhamdulillah sehari bisa dapat uang Rp. 30 ribu, kalau rame Rp. 50 ribu,” bebernya.
Di usia senja, Mbah Khotim mengaku akan terus jualan jajanan hingga sudah tidak kuat berjalan lagi.
Ia kini tinggal menumpang bersama keluarga adik kandungnya di Jangli Telawah IV RT 3 RW 9 Kelurahan Jatingale Kecamatan Candisari.
BACA JUGA: Ghabn Fahisy, Kerugian karena Penipuan
“Hidup ya untuk bekerja sama ibadah, mau apa lagi. Jangan sampai mengharap belas kasihan orang lain, kalau bisa sewaktu ada rezeki sedikit bisa dibagi,” terangnya.
Sementara, seorang tetangga, Halimah (60) menuturkan, salut dengan semangat kerja keras Mbah Khotim. Maka ketika mendengar Mbah Khotim ditipu orang, ia mengaku sangat geram.
“Mau menipu ya seharusnya lihat-lihat, menipu sekalian di toko besar bukan menipu orang kecil,” katanya.
Beruntung, ada seorang dermawan yang peduli terhadap Mbah Khotim. Mendengar informasi musibah yang menimpa Mbah Khotim, dermawan tersebut mengganti uang hasil jualan Mbah Khotim yang harus disetorkan ke pembuat jajanan. []
SUMBER: TRIBUNNEWS