PREMAN identik dengan tukang malak, kekerasan dan jauh dari soal ibadah. Namun bukan berarti mereka tak dapat didakwahi dan diajak menunaikan titah Allah SWT.
Adalah Kiai As’ad Syamsul Arifin, pengasuh Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Situbondo, Jawa Timur ini punya cara unik untuk mengajak para preman di daerah Bondowoso ikut shalat Jumat.
Ia tak memaksa, tak pula mengancam. Dalam suatu kesempatan, Kiai As’ad mengumpulkan para preman d daerah tersebut.
Pada pertemuan itu, Kiai As’ad minta tolong kepada kepala preman untuk menjaga sandal para jamaah shalat Jumat yang kerap hilang.
BACA JUGA: Preman Baik Hati
“Sandal jamaah di maajid ini sering hilang kalau sholat Jumat, saya bisa minta tolong untuk menjagakannya agar tidak hilang?” pinta Kiai As’ad, seperti dikutip dari laman resmi NU.
Tak banyak cakap, dedengkot para preman itu menyanggupinya. “Gampang itu, Kiai. Paling yang mencuri ya anak buah saya. Biar saya yang akan menjaga,” tanggapnya dengan bangga.
Hari Jumat pun tiba. Si dedengkot preman itu tampak berjaga di dekat masjid. Berkat pengawasannya tersebut, tak ada sepasang sandal pun yang hilang.
Begitupun jumat berikutnya. Hingga pada Jumat keempat, si dedengkot preman yang menjaga sandal itu merasa ada yang aneh.
Sebagai sosok yang disegani dan ditakuti banyak orang, ia merasa melakukan tugas tersebut tidak selevel dengan reputasinya.
“Masak sih saya menjaga sandal tukang becak, penjual kacang dan orang-orang remeh itu,” gugatnya. “Seharusnya saya juga sholat dan sandal saya yang dijaga,” imbuhnya.
Persoalan itu, lantas ia adukan ke Kiai As’ad. Dengan tenang Kiai As’ad balik bertanya. “Kalau sampean ikut sholat, lantas siapa yang menjaga sandalnya?”
BACA JUGA: Preman Baru Taubat Berkata, ‘Dulu Waktu Gue di Jalanan, Antum pada Kemana?’
“Tenang, Kiai,” jawab si dedengkot preman. “Saya punya banyak anak buah. Biar mereka yang menjaga, saya yang sholat,” tegasnya.
Kiai As’ad pun menyetujuinya sembari mengucap syukur dalam hati atas hidayah yang tak langsung diberikan kepada si preman tersebut. Proses itu pun berlanjut ke preman lainnya.
Saat disuruh menjaga sandal, ia pun merasa aneh. “Masak, preman suruh menjagakan sandal preman,” gugatnya balik.
Hingga akhirnya, mereka satu per satu pun ikut sholat Jumat. MasyaAllah. []