CERITA kehidupan Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud yang beredar di masyarakat banyak, laiknya dongeng zaman dahulu. Kisah tersebut diceritakan oleh masyarakat, terutama berkaitan dengan sisi baik sang raja. Saking baiknya, Raja Salman kemudian dijuluki sebagai ‘Gudang Kebaikan’.
Ketika Raja Salman menjabat sebagai Gubernur Riyadh, ia dikenal sebagai sosok yang pantang membiarkan warganya keluar dari ruang kerjanya dalam keadaan tangan kosong.
Alkisah, ada seorang penjaga pintu yang nakal, di mana ia tidak akan memberi ijin tamu untuk masuk ke dalam ruang Gubernur, kecuali jika ia berjanji memberikan sekian persen dari pemberian Gubernur kepada orang tersebut.
Layaknya seorang pejabat, Gubernur Salman juga dikelilingi oleh sejumlah pembantu termasuk yang menjaga pintu masuk ruang Gubernur. Penjaga itu melaksanakan dan menindaklanjuti setiap perintah Gubernur yang berkaitan dengan warga yang datang.
Setiap pintu menuju ruang Gubernur Salman, dijaga oleh seorang petugas yang akan menanyakan identitas dan maksud tujuan kedatangannya.
Cerita penjaga pintu tersebut cukup diketahui masyarakat. Mereka merasa gusar dan gerah, dengan adanya oknum semacam itu. Karena jika mereka tidak memberikan komisi, mereka akan kehilangan kesempatan memperoleh pemberian dari Gubernur.
Suatu ketika seorang warga mendatangi Gubernur Salman untuk meminta bantuan. Di pintu yang dijaga oleh si petugas nakal tersebut, warga itu menyanggupi akan memberikan 30 persen dari pemberian yang akan diberikan oleh Gubernur.
Sesampainya di hadapan Gubernur, warga itu menyodorkan kertas permintaannya. Setelah dibaca, ternyata isinya permintaan si tamu untuk dicambuk sebanyak 100 kali. Tentu saja Gubernur bingung dengan permintaan tersebut. Selama ini warga yang datang biasanya meminta bantuan perihal materi, namun kali ini ada warga yang datang meminta untuk dicambuk sebanyak 100 kali.
Setelah ditanyakan lebih lanjut, maka warga itu menceritakanlah segala sesuatunya. Ia ingin memberikan pelajaran kepada si petugas nakal, agar diberikan komisi berupa cambukan 30 kali sebagaimana yang dijanjikan sebelumnya.
Kenakalan petugas tersebut akhirnya diketahui oleh Gubernur Salman. Akhirnya Gubernur Salman memerintahkan stafnya untuk memberikan komisi berupa 30 kali cambukan dan langsung memberhentikannya dari pekerjaannya.
Demikian salah satu kisah menarik yang beredar di masyarakat tentang Gubernur Riyadh yang sekarang menjadi Raja Salman.
“Oleh karena itulah rakyat menjulukinya sebagai Salman Alkhair, Salman Gudang Kebaikan,“ kata Unsil Habib yang menjadi penerjemah antara pejabat-pejabat RI dengan Raja Salman sejak beliau menjadi Gubernur ini. []
Sumber: Tempo, seperti diceritakan Unsil Habib, penerjemah antara Raja Salman dan Presiden Joko Widodo selama berkunjung ke Indonesia melalui komunikasi Whatapps, Rabu, (8/3/2017).