MASJID Al-Jaamia di Claremont, Cape Town, Afrika Selatan akhirnya resmi menjadi salah satu situs warisan provinsi. Pejabat Cultural Affairs and Sport MEC, Anroux Marais mengatakan, masjid Jaamia resmi diakui sebagai warisan provinsi melalui bantuan berbagai pihak.
“Dengan bantuan para ahli dari Heritage Western Cape (HWC), fasilitator Kota Cape Town dan juga atas masukan berharga dari Dewan Yudisial Muslim, kini Masjid Al-Jaamia secara resmi diakui dan akan dipromosikan ke publik secara sah sebagai situs warisan provinsi,” kata Marais.
BACA JUGA: Uniknya Masjid Larabanga, ‘Makkah’ dari Afrika Barat
Masjid Jaamia adalah tempat almarhum Imam Abdullah Haron berdakwah selama 12 tahun dan hingga kini masih jadi tempat berkumpul dan belajar.
“Imam Haron merupakan seorang ahli agama, ia juga mencerahkan masyarakat tentang adanya ketidakadilan pada masa aparteid. Para jamaah yang datang di kelasnya di Masjid Al-Jaamia biasanya tercerahkan dan mulai berpikir revolusioner. Masjid ini jadi tempat dasar pendidikan politik dan sosial,” ujar Marais seperti dilansir IOL.
“Masjid Al-Jaamia ini penting bagi perkembangan demokrasi yang kita nikmati hari ini,” lanjutnya.
Upacara peresmian Masjid Al-Jaamia sebagai situs warisan provinsi dibuka oleh beberapa pembicara, termasuk putra Imam Haron yaitu Muhammad Haron, Ketua Dewan HWC Antonia Malan dan Mxolisi Dlamuka, juga Kepala Eksekutif HWC yang berbicara tentang kontribusi Imam Haron dalam sejarah perjuangan di seluruh penjuru negeri.
Selama 123 hari, sejumlah acara yang bersifat pendidikan, agama, politik, budaya, dan olahraga diadakan di seluruh Cape Town untuk memperingati pengaruh Imam Haron di masyarakat dalam berbagai aspek.
Berbagai acara itu diadakan selama 123 hari sesuai dengan jangka waktu saat Imam Haron berada di dalam penjara karena perjuangannya demi tanah airnya, Afrika Selatan. Ia dipenjara pada tahun 1969 dan selama dipenjara ia mengalami berbagai pukulan dan siksaan yang mengerikan dari sipir penjara aparteid kala itu. Selama dipenjara, ia juga tak mendapatkan izin kunjungan dari kerabat maupun keluarga.
BACA JUGA: 2 Masjid di Afrika Ini Terbuat dari Lumpur
Imam Haron menghembuskan napas terakhirnya 27 September 1969 di kantor Polisi Pusat Cape Town, yang kini dikenal sebagai Kantor Polisi Caledon Square.
Anggota parlemen ANC Hishaam Mohamed mengatakan, “Hari ini, 50 tahun kemudian, kita ternyata tidak lebih dekat dengan kebenaran yang ada. Saya tidak percaya atas temuan pemeriksaan yang dilakukan oleh negara aparteid kala itu.”
“Sebagai seorang aktivis hak asasi manusia yang terinspirasi Imam Haron, saya ingin menyerukan pemeriksaan atas kematian Imam Abdullah Haron agar kasusnya dibuka kembali untuk membawa mereka yang membunuh imam kita tercinta ke meja pengadilan,” ujar Mohamed, “Keluarganya dan juga kita semua perlu mengetahui kebenaran tentang apa yang sebenarnya terjadi pada imam dalam rangka menemukan penyelesaian.” []
SUMBER: IOL