DIKISAHKAH dari Abu Burdah; Ketika menjelang wafat Abu Musa sempat berkata kepada putranya, “Wahai anakku, ingatlah kamu akan cerita tentang seorang pemilik roti!
“Dahulu di sebuah tempat ada seorang laki-laki tekun beribadah selama 70 tahun. Dia tidak pernah meninggalkan tempatnya, kecuali pada hari-hari tertentu.
Kemudian suatu ketika dia digoda oleh seorang wanita hingga dia pun terjatuh dalam bujuk rayunya, bahkan sempat tinggal bersama selama 7 hari sebagaimana layaknya suami-istri.
BACA JUGA: Roti Gosong di Rumah dr. Abdul Kalam
Setelah dia sadar dan taubat, maka ditinggalkannya tempatnya tersebut dan setiap kali melangkahkan kakinya senantiasa diikutinya dengan shalat dan bersujud.
Sampailah dia di sebuah kedai yang di dalamnya terdapat 12 orang miskin. Ia pun bermaksud bermalam di sana. Karena tidak kuat menahan rasa letihnya dari sebuah perjalanan yang cukup panjang, akhirnya dia tertidur pulas di antara beberapa laki-laki miskin dalam kedai tersebut.
Sementara itu, di sekitar kedai tersebut hiduplah seorang pendeta yang setiap malam selalu mengirimkan beberapa potong roti kepada penghuni kedai dengan masing-masing orang mendapatkan sepotong.
Suatu saat datang pula pemilik roti lainnya yang juga membagi-bagikan roti kepada setiap penghuni kedai sepotong-sepotong, dan pertapa yang bertaubat yang melintas di depannya juga diberinya, karena dikira sebagai orang miskin sebagaimana penghuni lain dari kedai itu.
Salah seorang di antara orang-orang miskin ada yang tidak kebagian roti dari pemilik roti tersebut, dan berkatalah dia kepadanya, “Mengapa Anda tidak memberikan roti ini kepadaku?”
“Anda lihat sendiri, apakah aku menyimpan roti untuk Anda? Coba tanyakan kepada mereka, adakah salah seorang dari mereka yang kuberi roti sampai dua potong?” tanya pemilik roti itu.
“Tidak,” jawab para penghuni kedai serempak.
“Demi Allah, pada malam ini aku tidak akan memberikan sedikit pun roti kepadamu!” jawab pemilik roti itu.
Kemudian laki-laki yang bertaubat itu bermaksud mengambil roti yang telah diberikan kepadanya tadi untuk diberikan kepada orang yang tidak kebagian roti tersebut.
BACA JUGA: Imam Ahmad dan Tukang Roti
Lalu keesokan harinya orang yang bertaubat itu meninggal dunia, dan ditimbanglah amal ibadah selama 70 tahun dengan kemaksiatan (dosa) yang dilakukannya selama 7 malam.
Akan tetapi, ternyata amal ibadat selama 70 tahun itu terkalahkan dengan dosa akibat perbuatannya selama 7 malam, dan ketika dosa perbuatannya selama 7 malam itu ditimbang dengan sepotong roti, amal sepotong roti tersebut dapat mengalahkan perbuatan dosanya selama 7 malam itu.”
Abu Musa lalu berkata, “Wahai anakku, ingatlah kamu akan pemilik roti itu!” []
https://www.instagram.com/p/CIWiDIBBrFP/