MEMPERERAT tali kasih sayang, dua kisah tentang silaturahmi.
Anas RA menuturkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Siapa yang ingin dilapangkan rezekinya dan diabadikan namanya maka hendaklah ia menyambung tali kasih sayang (silaturahmi). hadits riwayat al-bukhari.
Kisah tentang Silaturahmi: Nabi Daud AS
Alkisah dua orang meminta keputusan hukum kepada nabi Daud AS. Kedua orang itu adalah orang yang telah memutuskan tali silaturahmi.
Ketika keduanya telah keluar dari rumah daud. Malaikat pencabut nyawa mengabarkan bahwa salah seorang diantara keduanya akan dicabut nyawanya dalam satu minggu kedepan.
Bahkan malaikat pencabut nyawa sempat memastikan waktu dicabut nyawa orang itu. Namun setelah waktu berlalu, ternyata nabi Daud masih melihat orang itu masih hidup.
BACA JUGA:Â Manfaatkan Medsos sebagai Media Silaturahmi
Kemudian beliau menanyakan hal itu kepada malaikat pencabut nyawa. Malaikat pencabut nyawa menjawab, “sesungguhnya setelah orang itu keluar dari rumahmu, iya kembali menyambung silaturahmi yang telah diputus nya. Karena itulah Allah SWT memanjangkan umurnya selama 20 tahun lagi.”
Kisah tentang Silaturahmi: Al Hasan Al Bashri
Al Hasan Al Bashri berkata, “jika manusia telah menampakan kesusahan, meninggalkan amal, suka mengumbar perkataan, saling membenci, dan memutuskan tali silaturahmi, maka Allah SWT akan melaknat mereka dan membuat mereka menjadi orang yang tuli dan buta.”
Mempererat tali kasih sayang. Abu Umar Al-Zahid mengatakan, “Barangsiapa yang bertakwa kepada Tuhannya dan menyambung silaturahmi maka Allah SWT akan memanjangkan umurnya dan memperbanyak hartanya.”
Mempererat tali kasih sayang. Al-faqih menyebutkan, “para ulama masih berbeda pendapat mengenai akan dipanjangkan umur orang yang menyambung tali silaturahmi. Sebagian ulama menyatakan bahwa hadits itu dimaknai sesuai dengan makna zahirnya.
BACA JUGA:Â Benarkah Silaturahmi Melapangkan Rezeki?
Yakni orang yang menyambung tali silaturahmi akan panjang umurnya, sedangkan ulama lainnya mengatakan bahwa maksudnya adalah tidak ditambahi ajalnya. Karena Allah SWT telah berfirman, “Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu, maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkan nya walau sesaat pun dan tidak dapat pula memajukannya.” Quran Surat Al A’raf ayat 34.
Arti di tambahnya umur adalah nama baiknya akan selalu dikenang, sehingga seakan-akan orang itu masih tetap hidup meskipun telah meninggal.
Kisah tentang Silaturahmi
.Anas Ibnu Malik RA berkata, “Ada tiga macam orang yang akan berada di bawah naungan Arsy Allah SWT pada hari kiamat.
Pertama, orang yang menyambung tali silaturahmi. Orang ini akan dipanjangkan umurnya dan diluaskan rezekinya.
Kedua, istri yang ditinggal mati suaminya dan dibebani anak yatim kemudian wanita itu mengurus anak-anak yatim dengan baik sampai ia sendiri meninggal sehingga Allah SWT akan mencukupi mereka semua.
Ketiga, orang yang menyiapkan makanan untuk anak-anak yatim dan orang-orang miskin.”
Ka’b Al Ahbar berkata, “Demi dzat yang telah membelah lautan untuk diseberangi oleh Bani Israil, sesungguhnya di dalam kitab taurat telah dituliskan, ‘Bertakwalah kepada tuhanmu, berbaktilah kepada kedua orang tuamu, dan sambunglah tali silaturahmi, maka Allah SWT akan memanjangkan umurmu, memudahkan segala urusanmu, dan menjauhkan segala kejahatan darimu.”
Allah SWT telah memerintahkan agar menyambung tali silaturahmi dalam beberapa ayat Alquran.
BACA JUGA:Â Bihalal New Normal, Astra Gema Islami Gaungkan Silaturahmi dan Syiar Kebaikan
Allah SWT berfirman, “Dan bertakwalah kepada Allah SWT yang dengan mempergunakan namanya kamu saling meminta satu sama lain, dan peliharalah hubungan silaturahmi.” Quran surat an-nisa ayat 1
Di ayat lain Allah SWT berfirman, “Maka berikanlah kepada kerabat yang terdekat akan haknya.” Quran surat Ar-Rum ayat 38.
Yakni memberikan haknya dengan menyambung silaturahmi dan berbuat kebaikan.
Al Faqih mengatakan, “Jika seseorang selalu bersama keluarganya dan tidak pernah absen bersama mereka, maka orang itu harus menyambung tali keluarganya dengan memberikan hadiah atau berkunjung.
Jika ia tidak mampu menyambung tali silaturahmi dengan memberikan hadiah harta, cukup penyambung dengan berkunjung atau menolong pekerjaan mereka jika dibutuhkan. Jika orang itu jauh dari keluarganya, iya bisa menyambung tali silaturahmi dengan surat-menyurat. Namun mendatanginya secara langsung adalah lebih utama. []
Sumber : Buku: Nasihat Langit untuk Maslahat di Bumi, Oleh: Syekh Abdul Hamid Al-Anquri (Ulama Abad ke-8)