KETIKA Halimah As-Sadiyyah membawa Muhammad dan menyerahkannya kembali pada ibunya, dengan heran Aminah bertanya, “Kenapa engkau mengantarkannya kembali kepadaku wahai ibu susuan bukankah sebelumnya engkau sendiri yang meminta agar ia tinggal bersamamu?”
Halimah menjawab, “Benar apa yang aku katakan. Namun kini Allah telah membesarkan anakku dan aku telah menyelesaikan apa yang menjadi tugasku. Aku khawatir karena banyak kejadian aneh yang terjadi padanya. Jadi kini aku kembalikan ia padamu sebagaimana yang engkau kehendaki.”
BACA JUGA: Ingatlah 3 Nasihat Rasulullah Ini
Ibunya berkata, ”Ada apa denganmu? Katakanlah sejujurnya!” Ibunya tidak membiarkanku pergi begitu saja, aku harus bercerita tentang apa yang terjadi pada anaknya kepadanya.
Ibunya berkata, “Adakah engkau takut setan mengganggu dirinya?”
Halimah menjawab, “Benar!”
Ibunya berkata, “Demi Allah, sekali-kali tidak!! Setan tidak mungkin memiliki kemampuan untuk merasukinya. Anakku akan memegang perkara besar di belakang hari. Maukah aku ceritakan padamu tentang perihal dia?”
Halimah berkata, “Tentu saja saya mau.”
Ibunya berkata, “Saat mengandungnya aku melihat cahaya keluar dariku yang dengan sinar tersebut aku bisa melihat istana-istana Busra, di kawaan Syam. Sungguh aku belum pernah melihat kandungan yang lebih ringan dan lebih gampang darinya. Ketika aku melahirkannya, ia meletakkan kedua tangannya di bumi sedangkan kepalanya menghadap ke langit. Biarkan dia, dan pulanglah engkau dengan tenang!”
Ibnu Ishaq bercerita, Tsaur bin Yazid berkata kepadaku dari dari beberapa orang berilmu dan aku kira berasal dari Khalid bin Ma’dan Al-Kalaiyyu, bahwa beberapa sahabat berkata kepada Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wasallam, “Kisahkanlah pada kami tentang dirimu, wahai Rasulullah!”
Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Baiklah, aku ada adalah berkat doa ayahku Ibrahim dan berita gembira saudaraku Isa bin Maryam. Ketika ibuku mengandungku, ia melihat cahaya keluar dari perutnya, yang dengannya dia melihat istana-istana di kawasan Syam. Aku disusui di Bani Sa’ad bin Bakr. Ketika aku sedang bersama saudaraku di belakang rumah menggembalakan kambing, tiba-tiba datang dua orang yang berpakaian serba putih menghampiriku sambil membawa cawan dari emas yang penuh berisi es. Mereka mengambilku lalu membelah perutku lalu mengeluarkan hatiku, membelahnya, mengeluarkan gumpalan hitam dari hatiku lalu mereka melemparnya. Setelah itu mereka berdua mencuci hati dan perutku dengan es yang telah dibersihkan. Salah seorang dari keduanya berkata kepada sahabatnya, ‘Timbanglah dia dengan sepuluh orang dari umatnya.’ Dia menimbangku dengan sepuluh orang umatku namun ternyata aku lebih berat daripada mereka. Orang pertama berkata lagi, ‘Timbanglah dengan seratus orang dari umatnya.’ Orang kedua menimbangku dengan seratus orang dari umatku, namun ternyata aku lebih berat daripada mereka. Orang pertama berkata lagi, ‘Timbanglah dengan seribu orang dari umatnya.’ Orang kedua menimbangku dengan seribu orang dari umatku namun ternyata aku lebih berat daripada mereka. Orang pertama berkata, ‘Biarkan dia. Demi Allah, seandainya engkau menimbangnya dengan seluruh umatnya, pastilah ia lebih berat daripada timbangan mereka’.”
BACA JUGA: Cara Memakai Siwak Seperti Rasulullah
Ibnu Ishaq berkata bahwa Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Tidak ada seorang nabi pun yang tidak pernah tidak menggembala kambing.”
Beliau ditanya, “Engkau juga, wahai Rasulullah?”
Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Benar, termasuk diriku.” []
Referensi: Sirah Nabawiyah perjalanan lengkap Kehidupan Rasulullah/ Asy Syaikh Al Muhaddits Muhammad Nashiruddin Al Albani/ Akbar Media