PIHAK Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) mengeluarkan klarifikasi soal pemberitaan pernyataan Mendagri Tjahyo Kumolo saat melakukan kunjungan kerja pasca gempa di Palu, Sulawesi Tenggara. Pemberitaan tersebut memuat peristiwa penjarahan yang terjadi di Palu. Berkaitan dengan berita tersebut, Kemendagri pun memberikan klarifikasi soal ini.
Berikut adalah klarifikasi yang diterima redaksi Islampos dari Kemendagri via imel:
Berkenaan dengan masih munculnya pemberitaan di sejumlah media terkait dengan Pernyataan Mendagri saat Melaksanakan Kunjungan Kerja pada hari Sabtu s.d. Minggu Tanggal 29 s.d. 30 September 2018 di Palu, Sulawesti Tengah, kami selaku Kepala Pusat Penerangan Kementerian Dalam Negeri memandang perlu melakukan klarifikasi atas kekeliruan pemberitataan yang masih terus terjadi pada sejumlah media, sebagai berikut:
1. Bahwa kekeliruan pemberitaan diawali pemberitaan detik.com dengan judul berita “Korban Gempa Palu Boleh Ambir Barang Minimarket, Dibayar Pemerintah”.
2. Terhadap pemberitaan tersebut pada poin 1 (satu), telah dilakukan klarifikasi oleh Mendagri dan kami mengucapkan terima kasih kepada redaksi detik.com yang telah melakukan Ralat Berita pada Hari Minggu, Tanggal 30 September 2018 pukul 09.47 WIB dan selanjutnya mengubah judul berita menjadi “Saat Kunjungan, Mendagri Belikan Korban Gempa Barang di Minimarket” dan pada bagian akhir berita tersebut Redaksi detik.com telah meminta amaaf atas pemberitaan sebelumnya.
3. Namun demikian, diidentifikasi sejumlah media masih saja mengangkat dan melakukan duplikasi pemberitaan secara sistemik dan mengabaikan klarifikasi serta penjelasan yang telah dilakukan oleh Bapak Mendagri.
4. Oleh karena itu, bersama ini kami menegaskan kembali beberapa hal sebagai berikut:
a. Bahwa berita tersebut tidak benar.
b. Mendagri adalah pejabat pemerintah pusat yang tiba pertama di Lokasi Bencana pada Hari Sabtu, Tanggal 29 September 2018 bersama dengan Menkopolhukam, Panglima TNI, Mensos, Menkominfo, Menhub, Wakapolri, Kepala BNPB, Dirjen Adwil Kemendagri, Basarnas dan sejumlah pejabat terkait lainnya.
c. Pada forum rapat yang dipimpin oleh Bapak Menkopolhukam, dengan memperhatikan kondisi pada hari Sabtu Tanggal 29 September 2018 setelah Mendagri bersama rombongan melakukan kunjungan ke Rumah Sakit dan berkeliling lokasi bencana, bahwa kondisi saat itu sangat darurat dimana masyarakat kesulitan bahan makanan dan air minum serta hampir seluruh aktifitas ekonomi masyarakat terhenti total dan belum adanya pasokan bantuan karena rusaknya fasilitas komunikasi dan transportasi.
Sehingga Mendagri berpandangan dalam forum rapat terbuka pada hari Sabtu tanggal 29 Septermber 2018 termasuk dalam konferesni pers pada hari Minggu tanggal 30 September 2018 yang dipimpin oleh Bapak Menkopolhukam bahwa untuk untuk memberikan pertolongan pertama berupa bahan makanan dan minuman khususnya untuk pasien korban bencana yang haus dan lapar, maka Mendagri berinisiatif untuk mengajak bergotong-royong membeli bahan makanan pada warung, minimarket dan toko kelontong yang ada. Hal tersebut dilakukan semata-mata sebagai bentuk kepedulian dan keprihatinan Mendagri setelah melihat langsung kondisi pasien yang hanya diberi maka satu sendok dan air satu sendok.
Karena situasi darurat pada Sabtu (29/9) maka Mendagri mengusulkan agar TNI, Polri dan Satpol PP membantu mengawal proses pembelian makanan dan air minum tersebut dan dibeli secara bergotong royong dna Mendagri juga ikut membeli bahan makanan dan air minum tersebut disalurkan pada pasien yang kondisi lapar dan haus tersebut.
d. Dengan demikian, mengenai pembelian makanan dan air minum tersebut disampaikan dalam forum rapat terbuka serta pembelian makanan dan air minum hanya pada warung, toko kelontng dan minimarket tertentu saja. Tidak ada pernyataan Mendagri maupun Menkopolhukam yang mempersilakan warga masyarakat secara bebas untuk mengambil barang pada toko, warung dan minimarket tanpa membayar serta tidak ada jaminan bahwa Pemerintah yang akan membayar.
e. Bersama ini kami meminta khususnya kepada media/pers yang secara sengaja dan sistemik masih melakukan kesalahan pemberitaan, agar segera berhenti untuk mencegah dampak lanjutan yang tidak baik akibat pemberitaan yang tidak benar tersebut. Kami sangat yakin rekan media/pers masih memegang teguh kode etik pers/jurnalistik dan memiliki kepekaan, kepedulian untuk tidak memperkeruh suasana karena saudara-saudara kita sedang berduka dan membutuhkan suasana yang sejuk dan membutuhkan informasi yang positif yang mampu memotivasi warga masyarakat yang terdampak bencana gempa ara memiliki kekuatan lahir dan batin dalam menghadapi cobaan ini.
5. Kami berharap dengan klarifikasi ini, seluruh pemberitaan dimaksud sudah berhenti dan selanjutnya mari kita menyatukan kekuatan komponen bangsa termasuk media/pers untuk berpartisipasi bersama Pemerintah dan Pemerintah Daerah untuk melakukan upaya percepatan penanganan dan pemulihan dampak bencana gempa di Palu, Donggala, Sigi, dan Parigi Mouting Provinsi Sulawesi Tengah.
Demikian disampaikan, atas dukungan dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.
Kepala Pusat Penerangan
Dr. Drs. Bahtiar, M.Si.
Pembina Utama Muda (IV/c)
NIP 1973011161993021002
Keterangan Redaksi Islampos:
1. Bahwa berita tersebut benar kami rujuk ke detik.com. Hanya kami tidak mengetahui bahwa berita tersebut sudah direvisi dengan permohonan maaf dari detik.com
2. Berita yang dimaksud sudah kami hapus dari web www.islampos.com. Kami juga sudah memastikan sudah menghapusnya di semua plafon media sosial yang dimiliki oleh Islampos.
3. Islampos memohon maaf sebesar-besarnya atas hal ini dan memastikan untuk berhati-hati bahwa ke depan hal ini tidak terjadi lagi. Islampos senantiasa memastikan konten web memenuhi tiga syarat utama: 1). Aman Administasi, 2). Aman Syar’i, dan 3). Aman Hukum NKRI.
4. Islampos juga sudah memberitakan pernyataan Mendagri yang menyatakan ketidakbenaraan berita tersebut dalam berita berikut ini:
1. Mendagri: Penjarahan yang Diberitakan Terjadi di Palu Tidak Benar
2. Pemerintah Bantah akan Bayar Barang yang Dijarah Warga Palu
Demikian keterangan dari Redaksi Islampos. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih banyak. []