BUKAN Bukan soal seberapa banyak yang menangisi kepergianmu. Bukan soal siapa saja yang mengenalmu di dunia ini.
Menjelang tidur tadi malam, nyaris pukul 23.00 setelah kajian panjang dari Ustadz Budi Ashari, saya, yang tidak mengenalnya sama sekali, hanya melihatnya di Instagram, memejamkan mata, bukan karena hendak terpejam, namun mendoakannya; namun kemudian setelah itu, diri ini tercekat-kenapa harus mengkhawatirnya, yang telah dicukupkan semuanya di dunia ini, yang amal-amal kebaikannya kemudian riuh bermunculan di sana-sini, disebutkan oleh berbagai tokoh besar, seharusnya kamu lebih mengkhawatirkan dirimu sendiri, hidupmu, di sisa usiamu ini….
Apa yang kau tinggalkan. Apa yang akan engkau bawa.
BACA JUGA: Koh Steven, Pendiri Mualaf Center Indonesia Meninggal Dunia
Demikianlah. Kepergian seorang yang besar akan amal, yang sama sekali tidak memikirkan dirinya sendiri, selalu meninggalkan tadzkirah, pelajaran besar. Bahwa amal-amal yang dilakukannya tertinggal di berbagai tempat. Hidup, bukan sekadar bagaimana dirimu di masa lalu. Tapi hari ini. Dan besok.
Duka sedalam-dalamnya
untuk Koh Steven.
Semoga Allah SWT menempatkanmu di tempat terbaik di sisi-Nya.
اللَّهُمَّ اغْفِرْله وَارْحَمْه وَعَافِه وَاعْفُ عَنْه،…
BACA JUGA: Steven Indra Wibowo, Mualaf yang Sumbang Rp12 Miliar untuk COVID-19 Hasil Jual Rumah dan Mobil