JAKARTA–Komisi Ekonomi MUI Azrul Tanjung menyebut pernyataan eks CEO Starbucks Howard Schultz yang mendukung LGBT, offside. Dia menilai, ucapan itu justru akan merugikan Starbucks khususnya Starbucks Indonesia. Bahkan dia menduga, tak menutup kemungkinan para investor menarik investasinya di gerai kopi asal Amerika tersebut.
“Indonesia merupakan negara yang berketuhanan dan Pancasilais yang mayoritas penduduknya membenci pelaku LGBT dan melarang atau melaknat pernikahan sejenis,” kata Azrul, Sabtu (1/7/2017).
Selain itu, Azrul menambahkan, diperkuat lagi penduduk Indonesia mayoritas beragama Islam, tentu saja ini akan menjadi faktor utama bagi investor untuk berfikir ulang menginvestasikan uangnya ke Starbucks dan bisa jadi yang telah menginvestasikan uangnya akan menarik investasinya tersebut.
Azrul menilai, ucapan Schultz ini berpotensi menyebabkan Starbucks di Indonesia bangkrut. Jika seruan boikot Starbucks yang digaungkan MUI efektif, dia yakin banyak umat muslim yang tak lagi mampir ke Starbucks.
“Aksi boikot tersebar luas, muslim dan pembenci LGBT serta pernikahan sejenis enggan belanja di Starbucks, tentu saja investor lari dan menarik diri, bisa dipastikan Starbucks akan bangkrut dan hengkang dari Indonesia,” tukasnya.
Dia justru menyarankan pengusaha lokal untuk memanfaatkan momen ini. Para pengusaha Indonesia diminta menyiapkan diri untuk menggantikan posisi Starbucks yang selama ini memiliki begitu banyak peminat.
“Ini kesempatan baik bagi pengusaha muslim Indonesia untuk menyiapkan diri menjadi pengganti Starbucks dan bagi konsumen untuk lebih mencintai produk dalam negeri,” tutur Azrul.
Di media sosial, isu ini ramai diperbincangkan oleh pihak yang pro maupun kontra. Ada yang setuju, namun banyak juga yang tidak sepakat dengan seruan tersebut. []
Sumber: Kumparan