RIYADH—Setelah menangkap para tersangka korupsi dan membekukan asetnya, Komite Antikorupsi Arab Saudi disebut-sebut telah merombak hotel mewah Ritz-Carlton menjadi rumah tahanan bagi para tersangka.
Seorang staf manajemen hotel dengan identitas anonym, membenarkan bahwa otoritas Saudi telah mengubah peruntukan hotel dan meminta para tamu meninggalkan hotel tersebut
“Sayangnya, pesanan hotel untuk bulan ini sudah penuh,” kata seorang resepsionis yang enggan disebutkan namanya.
Dia menambahkan, pesanan untuk Desember ditolak. Termasuk pemesanan melalui online untuk Desember 2017 tidak dilayani hotel.
“Otoritas tertinggi di Arab Saudi telah memesan seluruh fasilitas hotel,” ujarnya. “Kami menerima perintah pemesanan ini kemarin.”
Ketika ditanya, apakah hotel tersebut digunakan untuk pusat penahanan mewah bagi para pangeran, menteri, miliader dan pejabat Arab Saudi, karyawan hotel tersebut ragu menjawabnya.
“Saya tidak tahu,” jawabnya sembari tertawa mendengar pertanyaan tersebut. “Tidak ada yang pasti tentang hal itu.”
Dia menolak berkomentar mengenai siapa saja yang tiba di hotel tersebut dalam waktu 24 jam ini.
Seluruh tamu diminta meninggalkan hotel dan mencari penginapan lainnya. Sebagian dari mereka marah atas sikap menajemen dengan alasan perintah otoritas Arab Saudi.
“Mereka mengerti atas kebijakan ini,” kata resepsionis. “Kami meminta maaf kepada mereka.”
Pihak Marriot Internastional, perusahaan yang mengelola hotel kelas dunia, tak bersedia memberikan respon ketika dimintai komentarnya.
Sebelumnya, Marriot menolak berkomentar dengan alasan privasi. “Ini adalah masalah privasi para tamu. kami tidak bisa membicarakan masalah tamu.”
Komite Antikorupsi Arab Saudi sendiri dibentuk pada 4 November 2017 lalu dengan diketuai oleh Putra Mahkota Mohammed bin Salman.
Beberapa jam seepas penunjukan bin Salman untuk mengepalai lembaga antisogok tersebut, dia menahan lebih dari 11 pangeran dan 38 pejabat yang diduga terlibat korupsi, termasuk pengusaha superkaya Alwaleed bin Talal.
Kabar terakhir menyebutkan, Kejaksaan Agung Arab Saudi telah membebaskan tujuh tersangka korupsi dari 208 orang yang ditahan dengan alasan bukti tidak cukup. []
Sumber: Newsweek.