JAKARTA–Komnas Hak Asasi Manusia (HAM) mengungkap hasil tinjauan lapangan terkait kondisi korban kerusuhan di sekitar gedung Bawaslu yang terjadi pada 21-22 Mei lalu. Komnas HAM mengaku mendapatkan keterangan langsung dari dokter dan korban yang masih dirawat.
“Saya bersama Pak Hairansyah bersama tim dan Pak Amiruddin langsung ke RS Tarakan. Dapat keterangan dari dokternya langsung, dikasih kesempatan untuk meng-interview. Meski tidak semua pasien, ada yang dioperasi karena patah kaki dan macam-macam. Kemudian ada beberapa orang juga yang terkena tembakan peluru karet,” papar Ketua Komnas HAM Ahmad Taufik Damanik kepada wartawan di kantor Komnas HAM, Jl Latuharhary, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (27/5/2019).
BACA JUGA: Komnas HAM tak Temukan Tragedi 22 Mei Keluar dari Koridor
Taufik mengaku sempat bercengkerama dengan korban yang masih dirawat. Taufik mengatakan sempat bertukar canda dan tawa. Menurut dokter yang merawat, kondisi para korban cukup baik dan tidak membutuhkan perawatan dalam waktu lama.
“Kita ngobrol. Pak Amir juga bercanda sama remaja yang kebetulan dirawat. Dan kondisinya, menurut keterangan dokter yang merawat, dan kita tanya gimana kondisinya, ya bisa ketawa-ketawa. Bener kata dokter, tidak ada yang terlalu dikhawatirkan. Cuma memang harus dirawat beberapa hari,” sambungnya.
Taufik bersama tim yang berkunjung ke RS Tarakan dan RS Budi Kemuliaan pun menemukan adanya seorang korban yang menjadi sasaran peluru tajam. Remaja tersebut mengaku tak tahu siapa penembak dan arah asal peluru yang melukainya.
“Tapi ada seorang remaja yang tertembak peluru tajam di tangannya. Dan itu, menurut dokternya, itu memang itu dari peluru tajam. Kami tanya dari mana penembaknya, dia nggak lihat,” papar Taufik.
Selain itu, ada korban yang terkena peluru karet. Saat kerusuhan terjadi, korban ini melihat pasukan polisi berdatangan.
“Berbeda dengan anak-anak tadi yang tertembak peluru karet karena memang dia lihat pasukan kepolisian yang datang,” imbuhnya.
Komnas HAM lalu mengunjungi RS Polri dan mendapati empat orang tewas terkena peluru tajam.
“Dari sana kami mendapatkan ada empat jenazah ditemukan. Dan itu tembakan juga peluru tajam. Inilah yang kami kumpulkan informasi-informasi sementara ini, pengaduan dari masyarakat dan lain lain,” kata Taufik.
Menindaklanjuti temuan di lapangan, Komnas HAM akan terus melakukan pemantauan yang melibatkan para ahli di bidang HAM, seperti Marzuki Darusman, Makarim Wibisono, serta Anitta Wahid. Kehadiran tokoh-tokoh ini diharapkan mampu mendukung Komnas HAM untuk menguak fakta yang ada bersama dengan kepolisian sebagai pihak yang berwenang.
“Nah, dengan pelibatan tokoh-tokoh ini, harapan kita akan semakin mampu mengungkapkan fakta-fakta itu. Untuk mengungkap itu yang paling punya wewenang itu kan polisi,” lanjutnya.
BACA JUGA: Disurati Komnas HAM soal Penahanan Ahmad Dhani, Ini Jawaban Pengadilan Tinggi DKI Jakarta
Komnas HAM pun memberikan dukungan kepada kepolisian dalam proses penyelidikan dan penyidikan atas kasus ini. Keduanya pun akan menjalin kerja sama dalam penyelesaian kasus ini. Komnas HAM pun memaparkan akan berkoordinasi dengan baik sebagai mitra kerja Polri.
“Makanya, Komnas juga menyatakan sangat mendukung langkah-langkah penyelidikan dan penyidikan yang dilakukan polisi. Pihak kepolisian kan katanya juga akan melibatkan Komnas HAM. Ini kita tentu koordinasi terus dengan sesama mitra,” tutup Taufik. []
SUMBER: DETIK