Menurut Al-Ghazali, ada tiga macam kondisi hati manusia:
Pertama, hati yang shahih (sehat) yang bisa menjadi salim (selamat), keadaan ini yang dijanjikan akan ‘bertemu’ Allah SWT. sebagaimana dalam firmannya: “Dan Dia memperkenankan (doa) orang-orang yang beriman dan menambah (pahala) kepada mereka dari KaruniaNya. Orang-orang yang ingkar akan mendapatkan azab yang sangat keras,” (QS Asy-Syura: 26).
Ayat ini menandakan bahwa orang-orang yang beriman mempunyai kondisi hati mereka dalam keadaan sehat. Dan mampu membuat doa yang dipanjatkan dikabul serta mendapat pahala dari Allah SWT.
Tanda-tanda bahwa hati kita dalam kondisi sehat, adalah: imannya kokoh, mensyukuri nikmat, tidak serakah, hidupnya tentram, suka bertaubat, dan hal kebaikan lainnya.
Kedua, hati yang maridh (sakit). Dimana dalam hati ada iman, ibadah, ada pahala. Akan tetapi masih ada kemaksiatan dan dosa-dosa (kecil/besar).
Tanda-tanda kondisi hati ini: Hati merasa gelisah, suka merah, tidak punya rasa puas, susah menghargai orang lain, dan sebagainya.
Kondisi hati ini sering terjadi akibat kita merasanyaman dan merasa bahwa kita telah melakukan kebaikan, sehingga hati kita merasa tenang. Padahal hati kita telah bermasalah.
Ketiga, hati yang mayyit (mati). Hati ini adalah tinggkatan hati yang paling rendah. Sebab kondisi hati ini telah mengeras dan membatu diakibatkan kerak (dosa-dosa yang dilakukan), sehingga menghalangi rahmat dan petunjuk Allah SWT.
Allah SWT berfirman: “Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, engkau (Muhammad) beri peringatan atau tidak engkau beri peringatan, mereka tidak akan beriman,” (QS Al-Baqarah: 6).
Dan Allah melanjutkan lagi dalam firmannya, “Allah telah mengunci hati dan pendengaran mereka, penglihatan mereka telah tertutup, dan mereka akan mendapatkan azab yang berat,” (QS Al-Baqarah: 7).
Dari kedua ayat di atas Allah telah menjabarkan bahwa mereka yang memiliki kondisi hati yang mati, tidak akan mampu menerima rahmat dan petunjuk dari Allah SWT.
Tanda-tanda orang yang memiliki kondisi hati yang mati: tidak ada/tipis iman, mengingkari nikamat Allah, dikuasai hawa nafsu, dan hal yang berbau keburukan lainnya.
Dimanakah kondisi hati kita saat ini? Coba renungkanlah! [dry/islampos]
Referensi: Terapi Hati/M. Amin Syukur dan Fatimah Usman/ Erlangga/2012