Oleh: Farah Arfiannisa, Mahasiswa Universitas Indonesia
MUNCULNYA tokoh Kemal Attaruk dalam catatan sejarah dunia yang dianggap sebagai pahlawan nasional bangsa Turki, justru menjadi pil pahit yang harus ditelan kaum muslimin. Pasalnya, melalui tangan Kemal Attaruk sebuah institusi yang mulia sepanjang peradaban dunia telah dihancurkan dengan bantuan kaum kafir yang membenci Islam.
Bertepatan pada hari senin 3 Maret 1924, sidang kedua yang diselenggarakan oleh Parlemen Ankara menetapkan keputusan mematikan atas penghapusan al-Khilafah. Hingga saat ini terhitung sembilan puluh tahun sudah kaum muslimin tidak memiliki pemimpin yang seharusnya menjaga kehormatan mereka.
BACA JUGA: Dua Kalimat “Sakti” Umat Islam
Sejak hari kelabu itu, negeri kaum muslimin terpecah belah menjadi berpuluh-puluh negara dengan pemimpin dari antek penjajah. Negeri-negeri itu berdiri dengan landasan konstitusi kaum kafir, menerapkan aturan-aturan yang mencederai syariat Allah SWT. Para pemimpinnya pun hanya memikirkan kepentingan negaranya sendiri, tidak mempedulikan anak-anak dan perempuan yang menjadi korban kebengisan kaum kafir penjajah yang nampak di depan matanya. Kaum muslim benar-benar bagai buih di lautan.
Sejak keputusan pahit itu, tidak ada lagi pemimpin yang berada di garda terdepan untuk membela kehormatan kaum muslimin. Padahal Khalifah Mu’tashim rela mengerahkan pasukan demi membela kehormatan seorang muslimah. Tetapi kini, sebagian kaum muslimin terpaksa menikmati sistem yang kian hari terus menggerus keimanan mereka dan sebagiannya membangun benteng-benteng kecil tak sepadan agar bisa menahan serangan kaum kafir barat.
Sejak hilangnya kekuasaan Islam, negara-negara kafir yang dahulu menghormati kaum muslimin, bahkan meminta pertolongan kepada Khilafah. Kini justru kaum muslimin yang menghampiri kaum kafir penjajah untuk menyelesaikan permasalahan negerinya. Kaum muslimin pun harus rela menerima segala konsekuensi berat atas bantuan yang diberikan oleh kaum kafir penjajah dengan memberikan sumber daya yang dimiliki hingga membuat kebijakan yang menyalahi hak-hak kaum muslimin.
Sejak hari kelam itu pula, generasi-generasi yang seharusnya membangun peradaban gemilang dihapuskan oleh paham-paham asing yang mengubah identitas mereka menjadi pemuda gadungan. Itulah generasi yang tak paham apa arti perubahan, karena terhanyut dalam sistem yang memanjakan nafsu. Sebagian mereka ada pula yang berjalan di jalan ideologi kaum kafir untuk meraih perubahan semu yang diimpikannya. Bahkan memandang rendah Islam sebagai pemikiran kuno yang tak mampu menjawab tantangan zaman.
Perubahan memang tidak akan terwujud tanpa adanya idealisme yang menjadi landasan dalam diri seseorang, karena dengan adanya idealisme seseorang bisa menetapkan standar kebangkitan atau perubahan yang diidamkannya. Namun jika idealisme yang dikenakan berasal dari kaum kafir penjajah yang tidak mengizinkan bangkitnya kesadaran masyarakat, maka tidak akan pernah ada ruang untuk mencapai perubahan, apalagi perubahan yang hakiki.
BACA JUGA: Benteng Pamungkas Umat Islam
Mengembalikan kejayaan Islam bukanlah sinisme atas kemajuan Barat di era modern ini, melainkan sebuah kewajiban atas konsekuensi keimanan kaum muslimin kepada Allah SWT. Sejatinya kegemilangan Islam di masa lalu pun bukan semata-mata historis belaka yang hanya dibacakan sebagai dongeng sebelum tidur kepada generasi Islam. Akan tetapi, semangat dan nilai-nilai keislaman dalam Islam itu sendiri yang harus ditanamkan dan dibangkitkan kembali. Dengan begitu “Singa yang Tertidur” akan terbangun dari lelapnya dan menyongsong janji Rasulullah ﷺ akan bangkitnya Islam kembali.
Saatnya bagi kaum muslimin bergerak merebut kegemilangan Islam yang terhapuskan dalam catatan peradaban dunia. Kegemilangan Islam yang telah Allah dan Rasul janjikan sebagai sebuah jalan untuk meraih keridhoan Sang Ilahi. Kejayaan Islam yang mampu mengangkat harkat dan martabat kaum muslimin sebagai kaum terbaik yang Allah sampaikan dalam Al-quran. Memori kelam ini tak sepatutnya ditangisi, tetapi jadikanlah sebagai cambuk untuk menantang kesombongan kaum kafir yang sudah pasti akan Allah hancurkan. []