CINA–Analisis kasus virus corona Wuhan atau Covif-19 yang dirilis Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Cina telah menunjukkan bahwa virus ini sangat rentan menginfeksi orang lanjut usia (lansia). Menurut para peneliti, pasien yang terinfeksi Covid-19 antara pria dan wanita jumlahnya kurang lebih sama.
Namun, tingkat kematian karena Covid-19 ternyata lebih banyak ditemukan pada pria dibanding wanita, yakni 2,8 persen korban meninggal pria dan 1,7 persen wanita.
BACA JUGA:Â Wakil Menteri Kesehatan Iran Positif Terjangkit Virus Corona
Dilansir New York Times, Kamis (20/2/2020), para ahli yakin bahwa perbedaan jumlah korban tewas pada jenis kelamin ini dapat dikaitkan dengan berbagai faktor biologis.
Perbedaan faktor biologis seperti hormon estrogen wanita disebut berperan dalam imunitas.
Selain itu, wanita juga memiliki dua kromosom X yang mengandung gen yang berhubungan dengan kekebalan tubuh.
Selain faktor biologis, gaya hidup dan penyakit yang dimiliki pria dan wanita juga memengaruhi tubuh merespons infeksi.
Sebagai contoh, di Cina ada sedikitnya 316 juta perokok yang mewakili hampir sepertiga jumlah perokok di seluruh dunia.
Dari angka tersebut, hanya 2 persen wanita Cina yang merokok dan lebih dari separuh pria adalah perokok.
Selain kebiasaan merokok, ahli menemukan bahwa jumlah pasien diabetes tipe 2 dan hipertensi di Cina, jauh lebih tinggi pria dibanding wanita.
BACA JUGA:Â 893 Orang Terinfeksi, 9 Orang Meninggal Akibat Virus Corona di Korsel
“Pria mungkin memiliki rasa aman yang salah ketika menyangkut virus corona. Ini yang memengaruhi jumlah kematian pada pria lebih banyak,” kata Akiko Iwasaki, seorang profesor imunologi di Universitas Yale yang mempelajari mengapa beberapa virus sangat memengaruhi perempuan.
Selain itu, peneliti dari Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health Sabra Klein mengatakan, penerapan hidup bersih dan sehat sangat berpengaruh dalam upaya melindungi tubuh dari infeksi virus.
“Studi ini mengindikasikan bahwa pria sangat jarang mencuci tangan menggunakan sabun dibanding perempuan. Ini berpengaruh,” kata Sabra Klein. []
SUMBER: NEW YORK TIMES