CHRISTCHURCH — Dua korban teror di masjid An Noor, Christchurch, dimakamkan pada Rabu (20/3/2019). Keduanya adalah ayah dan anak, Khaled dan Hamza. Mereka merupakan korban pertama yang dikebumikan pasca aksi teror di Selandia Baru.
Ratusan orang menghadiri pemakaman perdana ini. Sebagian besar dari mereka adalah Muslim. Mereka saling berpelukan dan menyemangati di area pemakaman di Christchurch dekat Masjid Lindwood.
BACA JUGA: Pasca Penembakan Masjid di Christchurch, Al-Quran Dikumandangkan di Parlemen Selandia Baru
Masjid Linwood adalah satu dari dua masjid yang menjadi sasaran penembakan Brenton Tarrant, pria 28 tahun asal Australia. Satu masjid lainnya adalah Masjid An-Noor, tempat tertembaknya Khaled dan Hamza.
Mereka ditembak mati saat sedang menunaikan ibadah salat Jumat di Masjid Al-Noor, masjid pertama yang diserang Tarrant. Adik Hamza, Zaid, juga terkena tembakan namun berhasil selamat. Zaid menghadiri pemakaman dengan menggunakan kursi roda.
“Saya seharusnya tidak berdiri di depanmu. Saya harus berbaring di sampingmu,” kata Zaid seperti dikutip dari Kantor berita AFP.
Selain Zaid, hadir pula Abdul Aziz, ‘pahlawan masjid’ yang berhadapan langsung dengan pelaku teror di masjid Linwood. Abdul Aziz berhasil merampas senjata si pelaku dan bahkan mengejarnya hingga penjahat itu kabur.
Di pemakaman dua pengungsi Suriah itu, Abdul Aziz dipeluk banyak orang yang menghargai keberaniannya.
terkait pemakaman, ada keluhan yang datang dari pihak keluarga korban. Dalam Islam, penyelenggaraan jenazah harus disegerakan, namun karena proses identifikasi yang lamban, hal itu jadi terkendala.
Dari 50 korban tewas, baru enam yang sudah dikembalikan ke keluarga masing-masing.
BACA JUGA: Pemerintah Australia Gelar Doa Bersama untuk Korban Teror Selandia Baru
Komisioner Kepolisian Selandia Baru Mike Bush mengatakan proses penyerahan jenazah memang relatif lamban karena pihaknya harus memastikan 100 persen identitas tiap-tiap korban.
Otoritas Selandia Baru mengaku melakukan yang terbaik untuk segera menyelesaikan proses autopsi dan identifikasi. []
SUMBER: AFP