KARAWANG—Arus bawah laut yang deras dan kencang, sempat membuat para penyelam yang mencari korban dan pesawat Lion Air JT 610 putus asa.
Tak terkecuali dengan Sertu Marinir Hendra Syahputra dari Kesatuan Taifib Korps, yang juga terlibat dalam proses pencarian tersebut. Marinir itu sempat berputus asa mencari kotak hitam Pesawat Lion Air PK-LQP nomor penerbangan JT 610 akibat derasnya arus bawah laut perairan Karawang, Kamis siang.
BACA JUGA: Kotak Hitam Lion Air JT 610 Ditemukan, KNKT: Untuk Investigasi Harus Ada Dua
“Begitu kami turun arusnya kencang. Kemudian dengan keterbatasan, kita menggunakan tali untuk tidak terbawa arus karena tali tersebut agak menghambat kami,” ujar Hendra di Karawang.
untuk diketahui, benda seperti “black box” atau kotak hitam yang diklaim sebagai bagian dari pesawat Lion JT 610 yang jatuh pada Senin (29/11/2018) di Tanjung Karawang, telah ditemukan Hendra saat menyalam di kedalaman 35 meter, dengan koordinat S 05 48 48.051 – E 107 07 37.622 dan koordinat S 05 48 46.545 – E 107 07 38.
Hendra bersama timnya menyelam ke dasar laut hanya berbekal alat yang bisa menangkap sinyal black box, dengan kedalaman hingga 35 meter ke dasar laut.
Di area yang memancarkan sinyal black box, Hendra mengungkapkan hanya mendapati sedikit serpihan pesawat. Hal itu membuat Hendra dan penyelam lainnya ragu.
BACA JUGA: Black Box Lion Air JT 610 Ditemukan, Ternyata Harus selalu Terendam Air!
Namun, sinyal itu terus diikuti hingga mengarah pada endapan lumpur yang menutup sebagian kotak hitam di dasar laut.
“Kami sempat putus asa karena arus sangat kencang, tetapi kami percaya yakin dengan tekad dan hati yang iklas serta mengikuti alat yang kami bawa, kami kecilkan areanya lalu pada tempat yang alatnya menimbulkan bunyi sensitif kami gali lumpur tersebut dan mendapatkan black box,” ungkapnya. []
SUMBER: ANTARA