PYONGYANG—Pekan lalu Korea Utara resmi mendapat sanksi dari Dewan Keamanan PBB. Sanksi tersebut sebagai respon atas uji coba rudal terbaru yang dilakukan Korut.
Namun, juru bicara Kementerian Luar Negeri Korut mengatakan, sanksi tersebut justru menjadi sebuah langkah bermusuhan dan sangat tidak etis.
“Sanksi terakhir yang diberlakukan oleh DK PBB mewakili tindakan bermusuhan yang paling kejam, tidak etis dan tidak berperikemanusiaan untuk secara fisik membinasakan rakyat Korut, apalagi sistem dan pemerintahannya,” kata juru bicara Kemlu Korut, seperti dilansir Reuters, Senin (18/9/2017).
Pekan lalu, DK PBB telah mengadakan sebuah pertemuan darurat, di mana para anggotanya dengan suara bulat mengutuk peluncuran senjata Pyongyang yang mereka sebut sangat provokatif.
DK PBB kemudian menjatuhkan sanksi ekonomi yang ketat, termasuk pelarangan ekspor tekstil dan pembatasan pasokan minyak mentah ke Korut.
Sementara itu, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan, Korut sekali lagi telah menunjukkan penghinaan terhadap tetangganya dan seluruh komunitas dunia. Namun, Trump merasa lebih percaya diri daripada sebelumnya, bahwa AS sudah siap jika memutuskan menempuh opsi militer. []