SUATU ketika KH. Maimoen Zubair—seorang ulama besar—berpesan, “Kowe mandek rokok luweh apik timbang sholat sunnah nanging sek rokok-an.”
Artinya sebagai berikut, “Kamu berhenti merokok lebih baik, daripada istiqomah sholat sunnah tapi masih merokok”.
Seperti maqolah seorang kyai pekalongan:
لا خيرَ خيرٌ لا يدوم، ولا شرّ شرُّ لا يدوم. والشر لايدوم خيرٌ من خير لايدوم.
“Tidak ada kebaikan dalam kebaikan yang tak berkekelanjutan, dan tidak bisa dikatakan buruk dalam keburukan yang tak berkelanjutan. keburukan yang tidak berkelanjutan, lebih baik daripada kebaikan yang tidak berkelanjutan.”
Suatu ketika seperti disitat dari Muslim Moderat, KH. Abdul Hamid hendak sowan kepada Habib Jakfar bin Syaikhon As seggaf pasuruan yang menjadi guru beliau. Tetapi setelah mbah Hamid menunggu lama sekali dan tidak kunjung di temui, salah satu khodimnya Habib Jakfar kemudian menemuinya dan menyampaikan pesan, “aku tidak mau menemui karena bau rokok”.
Akhirnya mbah Hamid seketika menuju masjid dan ber-iqrar di hadapan Allah untuk meninggalkan rokok saat itu juga.
Setelah itu, beliau kembali menuju ndalem sang Habib. Tak sampai di depan pintu, mbah Hamid sudah disambut di depan pintu rumah Habib Jakfar. Sejak itu, mbah Hamid berhenti merokok. Meninggalkannya sama sekali. []
Sumber: http://www.wartaislami.com/2016/01/kh-maimun-zubair-berhenti-merokok-lebih.html
Oleh: Muhammad Nabiel Mustofa via muslimoderat.com