MALANG–Meningkatnya penyebaran virus corona atau covid-19 berdampak langka dan mahalnya harga antiseptik pembersih tangan atau hand sanitizer di pasaran.
Kondisi tersebut menjadikan sejumlah guru SMP-SMA Ar-Rohmah Putri Pesantren Hidayatullah Malang membuatnya secara mandiri.
Koordinator pembuatan hand sanitizer, Widi Rahayu mengatakan, pengolahan antiseptik ini dilakukan sejak Senin (16/3/2020) dan sudah menghasilkan 31 liter.
BACA JUGA: Cegah Corona, Ini 5 Hal yang Harus Dilakukan Jika Tak Punya Hand Sanitizer
“Kami memproduksi hand sanitizer ini secara bertahap. Dari stok bahan baku 101 liter, telah diproduksi sebanyak 31 liter. Akan diproduksi lagi jika persedian mulai habis,” ujarnya Jumat (20/3/2020).
Menurut Ustadzah Ayu, sapaan akrabnya, pembuatan hand sanitizer ini disesuaikan dengan standar yang telah ditetapkan oleh WHO (Organisasi Kesehatan Dunia).
Untuk 1 liter cairan antiseptik pembersih tangan ini dibutuhkan bahan-bahan, yaitu Etanol 96 persen yang diencerkan atau sebanyak 833,33 ml, H2O2 3 persen yang telah diencerkan atau sebanyak 41,67 ml, Gliserol 14,5 ml, dan Aquadest secukupnya hingga volume total akhir menjadi 1.000 ml.
Setelah diolah, hand sanitizer produksi para guru kimia ini dikemas dalam botol dan selanjutnya ditempatkan di seluruh gedung yang ada di pesantren. Seperti di asrama, kelas, ruang satpam, ruang guru, front office dan tempat lainnya.
BACA JUGA: Ini Risiko Terlalu Sering Pakai Hand Sanitizer
Ustadzah Ayu menambahkan, produksi hand sanitizer ini untuk memenuhi kebutuhan internal pesantren, tidak untuk diperjualbelikan. Selain itu, juga bagian dari upaya mencegah penyebaran virus corona atau covid-19 di lingkungan pesantren.
Sebelumnya, pihak pesantren terus mengingatkan dan mendorong seluruh santri untuk menggalakkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) setiap harinya. Salah satunya untuk selalu cuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer. []